Jenderal Andika Buat Gebrakan Soal Tes Keperawanan, Mantap!
Meutya juga mengungkapkan, penghapusan tes keperawanan ini sesuai dengan seruan WHO pada November 2014.
WHO ketika itu menyatakan tidak ada tempat bagi tes keperawanan yang tidak memiliki validitas ilmiah yang cenderung merendahkan martabat perempuan sekaligus diskriminatif.
Meski demikian, Meutya dapat menerima jika TNI AD melakukan pemeriksaan penyakit yang ada pada alat kelamin.
Karena prajurit harus memiliki kesehatan yang prima.
Meskipun demikian, tes yang sama itu juga harus berlaku bagi calon prajurit laki-laki.
"Soal himen atau selaput dara. Tadinya merupakan satu penilaian. Himennya utuh, himen 'ruptured' (robek) sebagian, atau 'ruptured' sampai habis."
"Sekarang tidak ada lagi penilaian itu," kata Jenderal Andika dalam keterangan persnya melalui video di Jakarta, Rabu (11/8).(Antara/jpnn)