Jepang Akui Sulit Lepas dari Migas Rusia
jpnn.com, TOKYO - Jepang akan mengalami kesulitan jika segera mengikuti langkah memotong impor minyak Rusia atas invasi negara itu ke Ukraina, kata Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Koichi Hagiuda, Kamis.
Hagiuda membuat pernyataan tersebut selama kunjungan ke Washington, setelah eksekutif Uni Eropa pada Rabu (4/5) mengusulkan paket sanksi terberat terhadap Moskow, termasuk embargo minyak mentah.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan akan membahas sanksi lebih lanjut terhadap Rusia dengan para pemimpin lain dari negara-negara maju Kelompok Tujuh (G7) pada minggu ini.
Langkah presiden AS itu dapat menekan Jepang yang sedang mewaspadai dampak dari embargo minyak Rusia.
"Mengingat Jepang memiliki keterbatasan sumber daya, kami akan menghadapi beberapa kesulitan untuk segera mengikuti langkah (embargo minyak Rusia) bersama negara-negara lain," kata Hagiuda kepada wartawan.
Selama pertemuan dengan Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo, pemerintah Jepang dan AS menyetujui prinsip-prinsip dasar kerja sama semikonduktor, yang bertujuan untuk mendiversifikasi kapasitas pembuatan chip serta meningkatkan transparansi, tanggapan darurat terhadap kekurangan semikonduktor, penelitian dan pengembangan.
"Ketika dunia menjadi tidak stabil setelah perang di Ukraina, koordinasi dengan negara-negara yang sepemikiran menjadi semakin penting. Pembicaraan (hari ini) berfungsi sebagai langkah besar untuk memajukan hubungan Jepang-AS," ujar Hagiuda.
Dalam pertemuan terpisah dengan Menteri Energi AS Jennifer Granholm, Hagiuda meminta Amerika Serikat untuk meningkatkan produksi gas alam cair (LNG) untuk membantu Jepang mengurangi ketergantungan energi pada Rusia.