Jessica Widjaja Mendapat Plakat Penghargaan dari Departemen Pertahanan Filipina
Dalam paparanya, Kepala Kerja Sama Ekonomi Internasional Indonesia pada Universal Peace Federation (UPF) ini mengungkapkan, bahwa Diplomasi Pertahanan dan Kerjasama Praktisi ASEAN akan membutuhkan pendekatan ide-ide yang inovatif.
"Mekanisme kerja sama Pertahanan perlu diperkuat dalam membuka Tata Dunia Baru. ASEAN perlu menemukan dan mengamankan tempatnya dalam sistem Internasional yang kompleks dan bergejolak." Imbuhnya.
Dia menyebutkan pada jalur pertama ASEAN telah menjunjung tinggi nilai, norma dan prinsip seperti Piagam ASEAN.
"Nilai dan norma prinsip tersebut diwujudkan dalam program yang dilakukan oleh Badan Sektoral ASEAN, dan beberapa mekanisme yang merupakan jalur kedua seperti Pertemuan Kementerian Pertahanan ASEAN, Pertemuan Kementerian pada Kejahatan Transnasional juga KTT Asia Timur," sebut Jessica.
Jessica menjelaskan mengenai semua Negara ASEAN yang telah mengidentifikasi persaingan antara kekuatan besar, non proliferasi senjata pemusnah massal, terorisme, dan ekstremisme kekerasan sebagai masalah keamanan bersama.
"Meskipun bukan menjadi masalah baru, hal-hal tersebut adalah ancaman lintas batas yang secara langsung berdampak pada keberlangsungan hidup rakyat ASEAN!" tegasnya.
Jessica juga membahas mengenai negara-negara ASEAN yang secara rinci telah melakukan upaya mengatasi masalah keamanan mereka di level Nasional, Regional dan Global.
"Di tingkat Nasional, implementasi kesepakatan dan Konvensi ASEAN di dalam negeri seperti Kesepakatan ASEAN dalam respon manajemen bencana dan tanggap darurat, Konvensi ASEAN pada Kontra Terorisme, Konvensi ASEAN pada Perlawanan terhadap Pedagangan Orang dan beberapa kerjasama sektoral lain!" ujarnya.