Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com
Munas Golkar

Jika Airlangga Hartarto yang Menang, PDIP dan NasDem Bakal Senang

Sabtu, 30 November 2019 – 18:01 WIB
Jika Airlangga Hartarto yang Menang, PDIP dan NasDem Bakal Senang - JPNN.COM
Airlangga Hartarto. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Telkom Bandung Dedi Kurnia Syah menilai PDI Perjuangan dan Nasdem bakal untung andai Airlangga Hartarto kembali menjadi Ketua Umum Golkar.

Kenapa? Dedi memprediksi, jika Airlangga kembali terpilih, Partai Golkar akan mengalami kemunduran pada pemilu selanjutnya. "Pada Pemilu 2014 Golkar mendapat 91 kursi, tetapi di Pemilu 2019, partai berlambang beringin itu hanya mengantongi 85 kursi. Membaca hasil tersebut, sebenarnya Airlangga membawa Golkar turun, kondisi ini sangat mungkin disebabkan karena posisi Airlangga sebagai menteri, sehingga konsolidasi berkurang," kata Dedi saat dihubungi melalui sambungan telepon, Sabtu (30/11).

Dedi juga melihat Airlangga tidak mampu mengonsolidasikan kekuatan partai. Sifat Airlangga juga elitis sehingga tak bisa menyatu dengan akar rumput. Kemudian, Airlangga juga menduduki jabatan strategis pemerintahan sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Dua hal itu akan membawa Golkar ke arah yang gelap.

"Secara tidak langsung, Golkar punya potensi tertinggal kembali di 2024, dan parpol lain yang mengincar posisi puncak, seperti PDIP dan NasDem, lebih leluasa untuk menyingkirkan Golkar," katanya.

Oleh karena itu, direktur eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) ini lebih mendorong Airlangga untuk memimpin kementerian dan meninggalkan partai politik. Dengan begitu, urusan perekonomian negara berjalan lancar dan peningkatan elektabilitas Golkar bisa terealisasi.

"Jika orientasinya untuk mengembalikan kejayaan Golkar, baiknya Airlangga tetap di kementerian, biarkan Golkar memilih ketum baru," jelas Dedi.

Sebelumnya, Politikus Partai Golkar Agun Gunandjar Sudarsa mengkhawatirkan parpol yang menaunginya bakal kembali dilanda perpecahan pascapelaksanaan musyawarah nasional (munas) awal Desember mendatang.

Menurutnya, Airlangga Hartarto menggunakan cara-cara tak demokratis demi mempertahankan diri menjadi ketua umum Partai Golkar. Seperti mewajibkan para pendaftar caketum mengantongi dukungan 30 persen dari dewan pimpinan daerah (DPD) pemilik suara di munas.

Dedi melihat Airlangga Hartarto tidak mampu mengonsolidasikan kekuatan partai, sifatnya elitis tak bisa menyatu dengan akar rumput.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close