Jimly: Ada yang Curiga Bukan Saya Penulisnya
jpnn.com - JAKARTA - Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddiqie meluncurkan bukunya yang ke-45, Gagasan Konstitusi Sosial. Menurutnya, ia dapat menulis secara produktif di tengah aktivitas yang begitu padat, karena senantiasa tetap belajar dari kehidupan dan mengekspresikannya lewat tulisan.
"Ini adalah buku saya yang ke-45. Ada orang yang bilang, jangan-jangan bukunya dibuatkan orang lain. Alhamdulillah, sampai saat ini saya membuat sendiri. Sebenarnya asal mau saja," ujar Jimly, Kamis (17/9).
Menurut Jimly, kuantitas waktu seorang Presiden Amerika Serikat, Presiden Indonesia, tukang becak dan seorang satpam, pada hakikatnya sama, yaitu 24 jam dalam sehari. Cuma kualitas tiap menitnya berbeda, tergantung masing-masing orang menjalankannya.
"Jadi ini soal manajemen. Harus bisa bekerja sambil belajar," ujarnya.
Jimly kemudian mencontohkan ketika dirinya menjadi ketua Mahkamah Konstitusi. Saat itu belum ada buku yang membahas tentang MK.
“Jadi buku pertama yang membahas mengenai MK itu adalah saya pada tahun 2002. Saya pun terlibat dalam penyusunanan pasal-pasal tentang Mahkamah Konstitusi. Begitu juga sekarang menjabat Ketua DKPP, saya belajar tentang etika. Saya juga menulis buku Peradilan Etika dan Etika Konstitusi. Jadi prinsip saya adalah sambil bekerja sambil belajar,” kata pria yang juga penulis buku Menegakkan Kode Etik Penyelenggara Pemilu itu.
Dia menambahkan bahwa dalam Alquran Surat Al Alaq, Nabi Muhammad SAW diperintah oleh Allah agar membaca padahal Nabi Muhammad seorang pria yang buta huruf. Jimly berpendapat bahwa pesan dari perintah tersebut, bukan hanya membaca teks melainkan juga membaca tanda-tanda kehidupan.
“Belajarlah dari kehidupan. Kita ekspresikan dengan menuliskannya dan kita bicarakan sehingga berkembang menjadi ilmu pengetahuan,” ujar Jimly.(gir/jpnn)