JK dan Tim 9 Berdebat Sengit soal Kriminalisasi
jpnn.com - JAKARTA - Tim 9 yang diketuai oleh Syafii Ma'arif menggelar pertemuan dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Wapres, Selasa (19/3) sore. Pertemuan itu dimaksudkan untuk membahas sejumlah hal terkait masalah kriminalisasi terhadap KPK dan pegiat antikorupsi.
Menurut Syafii, dalam pertemuan itu sempat terjadi perdebatan sengit. Menurutnya, JK -sapaan Jusuf Kalla- memang enak untuk diajak bicara.
"Kita bicara tadi hampir 1,5 jam, kadang-kadang agak sengit yah tetapi konstruktif sekali. Jadi sangat bagus saya kira. Itu enaknya bicara dengan saudagar (JK, red),” ujar pria yang akrab disapa Buya itu saat jumpa pers bersama JK di kantor wapres, Jakarta, Selasa, (10/3) malam. JK yang mendengarkan ucapa Buya Syafii hanya tersenyum.
Buya menambahkan, kriminalisasi tidak akan terjadi jika Polri dan KPK dapat duduk bersama dan saling menghormati. Meski JK sudah menyebut bahwa rekening gendut Polri tidak benar adanya, Buya tetap menganggap Polri tetap perlu melakukan introspeksi. Pasalnya, kriminalisasi yang dilakukan Polri sudah menimbulkan dampak negatif bagi penegakan hukum dan mempengaruhi kerja pemberantasan korupsi.
"Ini sudah negatif sekali. Tetapi polisi harus belajar, harus instrospeksi juga. Jangan sampai seperti Gus Dur (Abdurrahman Wahid, red) mengatakan di Indonesia ini polisi yang jujur hanya tiga, patung polisi, polisi tidur dan Pak Hoegeng (mantan Kapolri Hoegeng Imam Santoso, red),” tegas Buya.
Sedangkan JK dalam jumpa pers yang sama menyatakan, kriminalisasi seharusnya tidak terjadi pada siapapun. Menurutnya, tidak boleh ada diskriminasi dalam memandang sebuah kasus hukum.
“Karena Anda juga tidak boleh dikriminalisasi, siapa saja mahluk Indonesia tidak boleh dikriminalisasi,” katanya. “Kalau memang benar ada kasusnya kemudian diperiksa itu bukan kriminalisasi, itu penyidikan namanya," tandas JK.(flo/jpnn)