JK: Saya Bukan Ahli Ramal, tapi Pasti Turun
jpnn.com - JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan, operasi pasar besar-besaran yang dilakukan Bulog memang tidak akan serta-merta menurunkan harga beras di berbagai daerah.
Dia menyebut butuh waktu, tapi tidak akan lama. Apakah pekan depan bisa dipastikan harga beras turun? "Saya bukan ahli ramal, tapi pasti turun," ujarnya di Kantor Wakil Presiden kemarin (25/2).
Bukan tanpa alasan jika JK begitu yakin harga beras akan kembali turun. Selain operasi pasar oleh Bulog, pekan depan yang berarti awal Maret memang sudah mulai memasuki musim panen padi di beberapa daerah.
Meski panen raya diperkirakan baru April - Mei mendatang, namun pasokan panen Maret diperkirakan sudah cukup banyak. "Makanya aman, harga turun," katanya.
Karena itu, lanjut dia, tambahan pasokan dari jalur operasi pasar dan panen, akan mampu menekan harga. Apalagi, stok beras Bulog yang mencapai 1,4 juta ton dinilai sangat cukup untuk mencukupi kebutuhan masyarakat. "Kita keluarkan 500 - 600 ribu ton, selesai itu (harga turun lagi, Red)," ucapnya.
JK mengklaim, pemerintah serius mengatasi lonjakan harga beras karena langsung mempengaruhi dapur rakyat. Buktinya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sampai langsung turun ke gudang Bulog untuk memimpin proses operasi pasar.
Namun demikian, pemerintah juga tidak ingin harga beras terlalu rendah karena bakal memukul para petani. "Kami tidak akan turunkan seperti pikiran konsumen yang ingin harga serendah-rendahnya. Petani mau hidup dari mana kalau harga beras rendah?" ujarnya.
Komitmen menjaga harga beras tidak sampai jatuh, kemarin, juga ditegaskan Presiden Jokowi saat melakukan sidak gudang Bulog di Kelapa Gading, Jakarta. Meski sadar kalau harga saat ini sudah tidak wajar, presiden tetap melarang impor bahan makanan pokok sebagian besar masyarakat di Indonesia itu.
"Jangan impor, kita harus junjung sendiri," tegas Jokowi disela sidak ke gudang Bulog.
Masa panen yang mulai terjadi bulan depan, praktis akan membuat pasokan beras ke pasar bertambah. Sesuai hukum pasar, kondisi tersebut tentu bisa menekan harga di pasaran. "Kita tetap ingin menjaga agar nantinya tidak ada over supply (pasokan berlebih, Red) pada saat panen," tandas presiden.
Kemarin, selain meninjau gudang Bulog di Jakarta, secara simbolis presiden melepas puluhan truk yang mendistribusikan 2 jenis beras ke wilayah Jabodetabek. Yaitu, beras miskin (raskin) dan beras dengan harga miring untuk operasi pasar.
Bukan hanya di Jabodetabek, pendistribusian dua jenis beras itu dilaksanakan serentak selama minggu-minggu ini di seluruh wilayah Indonesia. Khusus untuk raskin, jumlah totalnya mencapai 300 ribu ton yang siap disalurkan.
Pada kesempatan itu, presiden juga sempat melakukan teleconference dengan gudang Bulog di sejumlah wilayah lain. Yaitu, perwakilan Bulog dari Palembang, Jawa Barat, Surabaya, dan Bali.
Dari Palembang dilaporkan, kalau perwakilan Bulog di sana siap menyalurkan 730 ton raskin. Sudah ada 15 truk untuk 14 kelurahan yang akan mendapat jatah raskin. Kemudian di Jawa Barat, 2.300 ton raskin yang akan disalurkan.
Untuk Surabaya, sejumlah operasi pasar yang lebih dijadikan konsentrasi. Beras dengan harga miring telah mulai didistribusikan pada sejumlah titik di ibukota Provinsi Jawa Timur itu dan sekitarnya. Sedangkan, di Bali, dilaporkan pula pada presiden, kalau sudah disiapkan 173 ton raskin untuk 2 kabupaten, yaitu Tabanan dan Blutung.
Yang jelas lakukan saya sudah minta kepada kabulog untuk lakukan audit secara keseluruhan mulai dari proses pengambilan keputusan, DO dikeluarkan sampai kepada penunjukan pedagangan dan sampai kemana beras itu disalurkan. Tentu saya akan kerjasama dengan kapolri dan TNI memberantas mafia beras. (owi/dyn)