Jokowi dan Prabowo tak Berani Programkan Wajib Belajar hingga S-1
jpnn.com - JAKARTA - Dosen ekologi politik dan sosiolog pedesaan dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Arya Hadi Dharmawan mengatakan visi, dan misi pendidikan dua pasang calon presiden (capres) Joko Widodo-Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sama-sama status quo.
Siapa pun nantinya yang terpilih jadi presiden dan wakil presiden, menurut Arya, sama-sama tidak berani menawarkan wajib belajar sampai jenjang Strata Satu (S-1). Tawaran dua pasang capres ini hanya wajib belajar hingga SLTA.
"Visi-misi pendidikan dua kubu ini sangat malu-malu karena hanya akan melahirkan lulusan SMA yang hanya akan melahirkan buruh plus," kata Arya Hadi Dharmawan, dalam Dialog Kenegaraan "Mengulas Visi, Misi dan Program Dua Calon Presiden/ Wakil Presiden, di gedung DPD, Senayan Jakarta, Rabu (28/5).
Pasangan Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta yang sama-sama mewujudkan wajib belajar itu 12 tahun ujar Arya, itu kurang menjawab tantangan dan kebutuhan bangsa saat ini.
"Menurut saya wajib belajar 12 tahun itu kurang. Soal komitmen negara terhadap pendidikan, kita harus tiru Jerman atau Prancis, yakni wajib belajar itu hingga S-1," tegasnya.
Dijelaskannya, persentase pertambahan penduduk Indonesia saat ini setiap tahunnya sama dengan jumlah penduduk negara Singapura saat ini.
"Kalau hanya wajib belajar 12 tahun, bagaimana bisa mengejar ketertinggalan pendidikan Indonesia dari Singapura, Malaysia dan China," tanya dia.(fas/jpnn)