Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Jokowi Diminta Jangan Biarkan Poso Jadi Ladang Pembantaian Nyawa Manusia

Senin, 17 Mei 2021 – 18:20 WIB
Jokowi Diminta Jangan Biarkan Poso Jadi Ladang Pembantaian Nyawa Manusia - JPNN.COM
Presiden Jokowi. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Advokat Peradi Petrus Selestinus meminta Presiden Joko Widodo tidak membiarkan Poso menjadi ‘ladang pembantaian’ nyawa manusia, petani tidak berdosa di Poso dan sekitarnya oleh kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

“Kelompok teroris (MIT, red) memenggal kepala lalu dibiarkan. Kemudian pelakunya lari ke hutan Poso,” ujar Petrus dalam siaran pers pada Senin (17/5).

Petrus menyebut aksi pembantaian terbaru terjadi pada tanggal 11 Mei 2021 di Desa Kalimango, Kecamatan Lore Timur, Kabupaten Poso, Sulteng, yang menewaskan 4 (empat) warga petani dengan kepala dipenggal.

Aksi serupa, sebelumnya terjadi tanggal 27 November 2020, di mana teroris MIT memenggal kepala 1 (satu) keluarga dan membakar 6 (enam) rumah tinggal di Desa Lembon Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi.

“Itu pun masih meninggalkan duka dan trauma yang mendalam,” ujar Ketua Presidium Kongres Rakyat Flores (KRF) itu.

Dia menilai kelompok teroris MIT sepertinya terus bermetamorfosa dan melakukan perlawanan terhadap komitmen nasional dan internasional negara dalam menumpas aksi terorisme.

“Mereka (teroris MIT) seolah-olah paham titik lemah negara dalam mengatasi terorisme, sehingga mereka masih terus melakukan aksi brutal dengan membunuh warga petani tanpa henti,” kata Petrus.

Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) itu menilai aksi terorisme MIT di Poso telah berlangsung sepuluh tahun, terhitung sejak 2011 hingga sekarang (2021). Aksi tersebut telah memakan korban ratusan nyawa, di pihak aparat TNI-Polri, warga sipil (petani) tidak berdosa dan di pihak teroris sendiri.

Aksi teroris MIT di Poso telah berlangsung sepuluh tahun, terhitung sejak 2011 hingga sekarang (2021) dan telah memakan korban ratusan nyawa, di pihak aparat TNI-Polri, warga sipil (petani) tidak berdosa dan di pihak teroris sendiri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News