Jokowi-Gatot Bisa Raup 60 Persen Suara Pilpres 2019
jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo digadang-gadang bakal menjadi pasangan ideal, sebagai calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2019.
"Menurut saya mereka pasangan yang sangat bagus, serasi, dan ideal," kata pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing, Senin (24/7).
Emrus menjelaskan, pasangan berlatar belakang sipil dan milter sangat ideal untuk Indonesia dalam rangka mengelola berbagai persoalan negeri ini, serta menghadapi persaingan global dan mampu mengatasi kejahatan trasnasional.
Jokowi dengan kepemimpinan kerakyatan yang ndeso dengan program nawacitanya, didukung oleh pasangan berlatar belakang militer yang menguasai segi-segi keamanan, intelijen, kemampuan di bidang teritorial yang sudah teruji. Menurut Emrus, kolaborasi mereka akan membuat pembangunan lebih melesat. "Pasangan ini akan bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat yang jauh lebih baik. "Kehidupan sosial yang aman dan nyaman bagi seluruh warga negara Indonesia," tegas Emrus lagi.
Dia yakin, duet Jokowi-Gatot akan mendapat dukungan mayoritas fraksi dan DPR untuk menjadi pasangan calon capres-cawapres 2019. "Bahkan rakyat Indonesia, menurut prediksi saya, memberikan respons dan dukungan yang sangat signifikan," ujarnya.
Emrus melihat kinerja dan dukungan publik terhadap pemerintahan Jokowi sangat luar biasa. Emrus mengaku baru saja berkunjung ke beberapa daerah di Indonesia dan pembangunan infrastruktur, waduk, lapangan terbang, fasilitas kesehatan dan jaminan-jaminan sosial lainnya sangat mendapat respons positif dari masyarakat luas.
Apalagi yang dipasangkan itu adalah Gatot Nurmantyo yang berlatar belakang militer dan pernah menduduki posisi tertinggi di TNI, dan belum terdengar memiliki cacat kehidupan sosial.
Direktur EmrusCorner ini mengatakan, jika Jokowi-Gatot berduet maka kemenangan besar akan diraih di Pilpres 2019 nanti. "Karena itu, saya memperkirakan duet pasangan ini bisa memenangkan Pilpres melebihi 60 persen dari total pemilik hak suara," tuntasnya. (boy/jpnn)