Jokowi Ingin Indonesia jadi Negara Penghasil Rempah-rempah
jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengimbau kepada para petani agar tidak hanya berfokus kepada komoditas padi saja. Komoditas lain yang memiliki nilai tambah juga harus dikembangkan.
Pernyataan ini disampaikan Jokowi dalam sambutannya saat peresmian pembukaan Asian Agriculture & Food Forum (ASAFF) 2018, di Istana Negara, Kamis (28/6) kemarin.
Jokowi, mengaku sudah menyampaikan kepada Menteri Pertanian Amran Sulaiman, supaya pertani jangan hanya konsentrasi kepada padi. Komoditas lain yang memiliki nilai tambah lain juga harus dikembangkan.
"Misalnya kopi. Siapkan bibit yang baik untuk ditanam kopi karena permintaan kopi di Indonesia 20-an persen, dunia juga mirip-mirip angkanya seperti itu. Ini kesempatan untuk kita karena permintaan naik. Kalau permintaan naik maka harga pasti juga baik," kata dia.
Lebih lanjut Presiden Ketujuh RI ini menganjurkan para petani untuk juga menanam rempah-rempah. Jokowi mengingatkan bahwa alasan utama penjajah dulu datang ke Indonesia adalah karena rempah-rempah.
"Tanam juga rempah-rempah. Dulu kita dijajah karena terkenal rempah-rempah kita. VOC dulu ke sini karena itu. Tapi sekarang itu sudah lama kita lupakan. Tahun lalu saya minta ke Mentan untuk ini dikembalikan lagi. Sebagai negara rempah-rempah Indonesia ini. Entah di Maluku, Maluku Utara, atau daerah lain. Jangan lupakan itu. Jangan kehilangan konsentrasi kita," imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden mengingatkan agar tidak melupakan aspek penelitian dan pengembangan (research and development). Terlebih mengingat anggaran yang dikeluarkan untuk riset ini di dalam APBN cukup besar yaitu Rp 26 triliun.
"Saya setuju research and development yang kita sudah bertahun-tahun banyak melupakan ini. Itu yang akan kita benahi," pungkasnya.(fat/jpnn)