Jokowi-JK Dipilih Muslim Kota
Menurut Igor, trend kenaikan tingkat keterpilihan pasangan Prabowo-Hatta eqivalen dengan ketidakpercayaan publik terhadap isu negatif Prabowo yang selama ini dicitrakan sebagai sosok pemarah dan emosional. Pasca pengambilan nomor urut capres-cawapres di KPU dan Deklarasi Damai di Hotel Bidakara, masyarakat lebih melihat sosok mantan Danjen Koppasus tersebut yang semakin humanis dan bersahabat.
"Publik merespon positif prilaku politik Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, yang sudah mengucapkan selamat dan terima kasih kepada banyak pihak, termasuk kompetitornya Jokowi-JK. Sebaliknya, publik kurang mengapresiasi sikap Jokowi yang sering dicitrakan sopan, tapi tampak tegang, dan terlihat enggan membalas ucapan bersahabat dari lawan politiknya," tutur Igor.
Padahal menurutnya, di negara demokrasi paling maju seperti Amerika saja, saling sebut antara kontestan di depan khalayak sudah menjadi keharusan saat pendeklarasian bersama. Hal ini penting untuk menunjukkan kedewasan dalam berpolitik, dan menghindari sikap politik kekanak-kanakan.
Lebih jauh Igor menjelaskan, Jelang Pilpres 9 Juli, masyarakat cenderung dipengaruhi oleh fakta informasi terbaru atas penampilan dua pasangan capres-cawapres yang menunjukkan karakter mereka sebenarnya, berupa faktor-faktor simbolis yang terpancar dari aura emosional masing-masing kandidat, seperti kesopanan dan rasa percaya diri.
"Jadi, menunjukkan rasa persahabatan pada masyarakat dalam kompetisi pilpres yang damai dan berintegritas adalah perlu," tegasnya. (jpnn)