Jokowi Nyapres, Elektabilitas Golkar Tergerus
jpnn.com - JAKARTA - Elektabilitas PDIP pada Pemilu 2014 mendatang sangat dipengaruhi oleh keputusan pencapresan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi. Elektabilitas partai berlambang banteng moncong putih itu diprediksi akan melejit jika mengusung Jokowi sebagai calon presiden (capres).
Menurut hasil survei Indikator Politik Indonesia (IPI), dengan pencapresan Jokowi, posisi PDIP untuk pemilu legislatif berada di peringkat pertama dengan raihan 37,8 persen. Sementara tanpa Jokowi, elektabilitas PDIP hanya berada di peringkat kedua dengan raihan 14,4 persen.
"Survei membuktikan dengan pencapresan Jokowi elektabilitas PDIP melonjak hampir dua kali lipat," kata Direktur IPI, Burhanuddin Muhtadi dalam jumpa pers di kantornya, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (21/11).
Sebaliknya, pencapresan Jokowi akan sangat merugikan partai-partai pesaing PDIP terutama Partai Golkar. Pasalnya, pencalonan Jokowi akan memakan suara mereka.
Jika Jokowi tidak maju, maka elektabilitas Golkar berada di peringkat teratas dengan raihan 21,8 persen. Sementara dengan Jokowi, Golkar hanya berada di peringkat dua dengan 14,6 persen.
"Semua partai, elektabilitasnya akan turun jika PDIP mencalonkan Jokowi. Karena itu mereka punya kepentingan agar Jokowi tidak nyapres," papar Burhanudin.
Survei IPI menggunakan desain eksperimental untuk mengetahui hubungan kausal antara independen dan dependen variabel dalam survei opini publik. Jika dalam survei biasanya hubungan kausal hanya berdasarkan asumsi, maka dalam survei eksperimental bisa ditetapkan lewat sebuah desain.
Populasi survei ini yakni seluruh warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih dalam pemilihan umum yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih atau telah menikah. Jumlah sampel sebanyak 1.200 orang dan dipilih secara random.