Joserizal Jurnalis, Dokter Spesialis Perang Emban Misi di Gaza
Pernah Amputasi Kaki dengan Gergaji Kayu, Tak Mau Dana Konglomerat yang Punya KepentinganSelasa, 06 Januari 2009 – 00:07 WIB
Dalam masyarakat Yahudi, semua anak baik digambarkan sebagai Yakub, sedangkan anak nakal seperti Bernard Madoff dicaci seperti Esau. Karena itu, dalam masyarakat Yahudi, banyak orang tua yang memberi nama anaknya dengan Yakub, tapi tidak satu pun yang memberi nama Esau.
Tampaknya, di semua agama, ada kisah seperti ini. Bahkan, agama Jawa juga punya cerita Pandawa dan Kurawa. Begitu banyaknya orang yang mencela dan memojokkan Kurawa, sampai-sampai saya justru bersimpati pada tokoh seperti Dursasana, salah satu di antara 100 Kurawa bersaudara.
Saya kadang merenung bahwa kejahatan Kurawa itu pun sebenarnya juga kehendak Tuhan: mengapa Tuhan menakdirkan Dewi Gendari melahirkan anak sampai 100 orang? Bagaimana seorang ibu bisa mengasuh dan membesarkan anak sebanyak itu untuk bisa jadi anak saleh semua?
Banyaknya anak itu juga yang kemudian menimbulkan problem agraria. Soal warisan tanah Kurusetra itu, misalnya. Tanah tersebut mestinya dibagi dua untuk Pandawa yang hanya lima bersaudara dan untuk Kurawa yang 100 bersaudara. Siapa pun, kalau dalam posisi menjadi Kurawa, pasti unjuk rasa: kalau tanah Kurusetra itu dibagi dua, bukankah akan melahirkan kesenjangan kaya-miskin: yang separo hanya dibagi untuk lima orang Pandawa, sedangkan yang separo lagi harus dibagi untuk 100 orang Kurawa.