JQH NU DKI: Jangan Seret Agama ke Arena Politik Praktis
Mengurus jenazah itu kewajiban orang yang hidup. Jahat sekali jika urusan jenazah dijadikan alat berpolitik demi merebut kekuasaan. Ancaman tidak mengurus jenazah hanya karena pilihan calon gubernur dalam Pilkada merupakan sikap yang bertentangan dengan ajaran agama Islam.
“Para ustaz dan tokoh agama jangan mau dibohongi oleh oknum politisi yang sengaja mengeruhkan suasana dalam Pilkada Jakarta,” ujar Zarkasyi.
Halaqah yang digelar di hotel Diraja, Jalan Tendean, Jakarta Selatan, dihadiri oleh puluhan ustadz dan tokoh agama yang merasakan adanya cara-cara tidak sehat (mempermainkan agama) dalam memenangkan calon tertentu di Pilkada DKI Jakarta. Menurut mereka, gerakan massif dan sistematis tersebut sudah cukup mengganggu ketenangan masyarakat.
Mereka juga menuntut pihak-pihak terkait untuk segera menindak tegas para pelaku penyebaran ancaman tersebut. Jika dibiarkan, kehidupan masyarakat akan terganggu dan akan merusak nilai-nilai persaudaraan umat.
"Politik seharusnya tetap menjaga etika dan kerukunan umat. Jangan menghalalkan segala cara hingga agama pun seperti dibajak sedemikian rupa hanya untuk menjegal pasangan calon tertentu dan memenangkan pasangan calon yang lain," ungkap Zarkasyi.
"Ingat ya, agama itu terlalu suci untuk dibajak demi kepentingan politik sesaat. Saya mengajak agar kita menghentikan cara-cara kotor seperti itu. Jika diteruskan, saya khawatir Pemilik agama, Allah SWT, akan murka pada kita semua," imbuhnya.
Ustaz Zarkasyi juga mengajak para tokoh agama untuk kembali menyebarkan ajaran agama yang mendamaikan dan menenangkan umat.
"Islam itu agama rahmat. Para ustaz dan tokoh agama harus mengajarkan nilai-nilai moral dan kebaikan kepada masyarakat. Kita semua bertanggung jawab di dunia dan akhirat. Jangan sampai agama dijadikan alat untuk menyebar kebencian dan permusuhan. Permusuhan dan kebencian jelas tidak sejalan dengan ajaran Islam yang sangat luhur ini," tandas Zarkasyi. (adk/jpnn)