Jual Nama Gus Dur di Pilpres Bukti Tak Ikhlas Berjuang
jpnn.com - JAKARTA - Ketokohan Abdurrahman Wahid atau yang dikenal dengan Gus Dur kini menjadi komoditas politik jelang Pemilihan Presiden 9 Juli 2014. Nama dan poster Gus Dur dipajang untuk mendongkrak perolehan suara.
Dijadikannya Gus Dur sebagai bahan kampanye diprotes oleh Alissa Qotrunnada Munawaroh Rahman, putri pertama cucu tokoh pendiri NU itu. Menurutnya, perilaku elit politik yang memasang wajah ayahnya menunjukkan bukti bahwa perjuangannya tidak tulus memperjuangkan rakyat, terutama kaum minoritas di Indonesia.
"Kalau memang mencintai Gus Dur harus juga meneladani kepemimpinannya, terutama membela ketika ada kelompok minoritas tertindas. Kami mengharapkan muncul juga dalam juga tindakan keseharian, jangan hanya slogan. Gus Dur jangan hanya menjadi alat kampanye saja," sindir Alissa ketika dari Jakarta, Jumat (27/6).
Wajah Gus Dur kembali marak digunakan untuk dijadikan bahan kampanye politik dalam pemilu presiden. Prabowo dan tim suksesnya dianggap pihak yang paling gencar memanfaatkan Gus Dur dalam posternya.
Alissa mengatakan, Gusdurian (pecinta Gus Dur) pasti tidak akan memanfaatkan nama besar Gus Dur, apalagi sampai menggunakannya untuk berkampanye. Sebab, Gusdurian memegang teguh prinsipnya sendiri.
"Di Gusdurian itu ada poster tertulis begini, 'Yang mencintai Gus Dur justru tidak akan menjual Gus Dur untuk meraih suara'," pungkas Alissa. (jpnn)