Juara Dunia Taekwondo Terbitkan Buku Tendangan Pamungkas
Kamis, 25 September 2008 – 07:10 WIB
Jo —sapaan karib Juana Wangsa Putri— menilai perkembangan taekwondo Indonesia tak segemilang cabang olahraga permainan, seperti bola voli atau bulu tangkis. Nyatanya, setelah dia pensiun belum ada lagi atlet wanita yang mengikuti jejaknya bisa menjadi juara dunia. Bahkan, pada Olimpiade Beijing 2008 lalu, Indonesia gagal mewakilkan takwondoinnya.
Setelah prestasi dilupakan, yang menjadi kekhawatiran Jo, atlet penerusnya sulit untuk mengikuti jejak karena tak memiliki motivasi. Itu pula yang membuatnya memilih judul tersebut karena dia dikenal dengan atlet yang selalu menghasilkan poin dengan tendangan depan (Ap-Bal Hurigi).
Penyusunan biografi itu tak hanya dipicu keinginan meningkatkan prestasi taekwondo Indonesia, tetapi ada faktor eksternal yang membuat Jo segera merampungkan buku setebal 261 itu. Saat berjalan-jalan di toko buku, Jo hanya melihat biografi atlet-atlet bulu tangkis seperti Taufik Hidayat dan Haryanto Arbi. Sebaliknya, tak ada biografi atlet dari cabang olahraga lain.
Saking ngebetnya, Jo malah berniat untuk menulis sendiri biografi tersebut. Namun, di tengah perjalanan, dia menemui kesulitan.
“Kebetulan saya bertemu dengan Pak (Alexander) Aur pada salah satu acara pada SMA di Jakarta Timur. Setelah berbincang rupanya beliau tertarik juga,” ujar Jo.
Sayang, Aur tak memiliki latar belakang menulis olahraga. Setelah berdiskusi dengan Jo, Aur dipartnerkan dengan dua jurnalis dari Jakarta.