Jubir Prabowo: Kasus Penculikan Seperti Kaset Rusak yang Diulang Saat Pemilu
Dahnil tidak menepis sikap para aktivis tersebut kerap dikaitkan dengan sindrom stockholm, istilah yang pernah dicetuskan oleh seorang kriminolog Nils Bejerot, terhadap para korban yang memiliki ikatan psikologis dengan penculiknya.
Namun, Dahnil menambahkan sikap para aktivis terletak pada upaya mereka menemukan kebenaran pada peristiwa 98.
“Pertama, mereka mengetahui bahwa Pak Prabowo tidak bersalah. Kedua, mereka melihat ada nilai kesatria dan patriotisme dari Pak Prabowo, dan ketiga, ada nilai-nilai kemanusiaan,” ujar Dahnil.
“Ini ibarat pepatah Jawa, yaitu becik ketitik ala ketara, artinya pada saatnya yang benar akan terbuka dan yang salah akhirnya terlihat,” ucapnya.
Dahnil juga menjawab isu strategi politik Prabowo menggaet Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres, yang mirip dengan Bongbong Marcos, anak dari diktator Filipina yang menggaet anak Duterte untuk menang pemilu.
Menurut Dahnil, isu itu hanyalah framing media terhadap Prabowo.
“Sejak awal Pak Prabowo, yakin bahwa cawapres potensial adalah Mas Gibran. Pak Prabowo mewakili generasi lintas zaman sementara Mas Gibran mengimplementasikan anak muda yang dekat dengan sosial media dan teknologi,” ucapnya.
Menurut Dahnil, langkah besar Prabowo menggaet Gibran sebagai cawapres adalah untuk menjadi jembatan masa depan generasi muda, yang akan menghadapi bonus demografi pada 2045.