Jumlah Ormas 420 Ribu Lebih, Jangan Menjadi Racun Demokrasi
jpnn.com, JAKARTA - Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Kemendagri Bahtiar menyebut Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) sebagai instrumen pembangun bangsa.
“Ormas adalah instrumen atau energi positif untuk membangun bangsa,” kata Bahtiar yang hadir sebagai pembicara Bedah Buku “Ancaman Radikalisme dalam Negara Pancasila” di Megawati Institute, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (30/08).
Namun, Bahtiar juga mengatakan, keberdaan ormas bagaikan dua sisi mata uang, Ormas juga dapat menghancurkan sebuah bangsa apabila tidak sejalan dengan ideologi yang diusung negara tersebut.
Tantangan era kekinian, ideologi Pancasila dihadapkan pada isu radikalisme, politisasi agama atau isu SARA.
“Tapi kalau Ormas sudah menjadi racun demokrasi kalau istilah Pak Mendagri atau sudah menjadi api dalam negara kita, maka Ormas dapat merusak peradaban bangsa. Tak sedikit negara yang hancur gara-gara Ormas atau NGO yang menjadi penyusup untuk menghancurkan nilai-nilai suatu bangsa,” ungkapnya.
Saat ini, lanjut Bahtiar, jumlah ormas di Indonesoa lumayan banyak. Hal ini karena Indonesia merupakan negara yang memberikan kebebasan berserikat, berkumpul dan berpendapat bagi warga negaranya.
BACA JUGA: Tiga Instruksi Presiden Jokowi untuk Tangani Masalah Papua
Kendati demikian, kebebasan itu lantas disikapi sebagai kebebasan yang sebebas-bebasnya. Padahal, kebebasan tetap harus sesuai dengan kaidah-kaidah regulasi yang ada.