Jurus Kementan Tingkatkan Kapasitas Produksi Petani Garut
jpnn.com, GARUT - Direktur Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi memberikan jurus untuk meningkatkan kapasitas produksi pangan kepada petani di Kabupaten Garut. Hal ini penting agar Garut sebagai daerah sentra komoditas pertanian terus meningkatkan kesejahteraan petani itu sendiri.
“Jurus pertama pada saat harga jatuh, petani jangan risau cari solusi, jangan salahkan kondisi. Caranya petani harus mulai bisa membuat pupuk dan pestisida sendiri," ujar Suwandi dalam kunjungan kerja Kementan, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Komisi XI DPR RI dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam rangka pengawalan BPK penyerahan bantuan sarana pertanian dan perikanan kepada kelompok penerima bantuan di Garut, Kamis (8/8).
Suwandi menambahkan, dengan membuat pupuk organik dan pestisida sendiri, petani bisa menghemat biaya yang harus dikeluarkan. Dengan begitu, petani dapat menekan ongkos produksi, sehingga berdampak pada besarnya pendapatan yang diperoleh. "Tentunya nantinya jika ada kenaikan harga tidak terlalu berpengaruh ke kondisi pendapatan petani," sebut Suwandi.
BACA JUGA: Tahun Ini, PDB Pertanian Tumbuh Luar Biasa
Jurus kedua, ucap Suwandi, petani yang sudah tergabung dalam Kelompok Tani (Poktan) atau Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) harus naik kelas menjadi koperasi, Badan Usaha Masyarakat (BUM) dan berkorporasi. Dampaknya, pengelolaan penjualan komoditi bisa memiliki posisi tawar dikarenakan memiliki stok dalam jumlah banyak.
"Kalau bersatu pasti akan memudahkan mencari mitra maupun mengakses permodalan. Petani harus bersatu agar punya bargaining position. Saatnya jadi price maker, jangan jadi price taker terus," cetusnya.
BACA JUGA: Kementan Siap Tumbuhkan Eksportir Milenial
Selain memberi jurus ke petani, Suwandi pun memberikan bantuan Kementan senilai Rp 2 miliar berupa Corn Sheller, Power Tresher, traktor roda dua dan roda empat, pompa air, cultivator bibit kopi dan domba. Total bantuan yang diberikan Kementan pada 2019 untuk Garut sekitar Rp 70 miliar.