Jutaan Anak dan Ortu Terpapar Tayangan Iklan Produk Mamin
jpnn.com, JAKARTA - Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2017 sebanyak 27,77 juta orang. Dari jumlah tersebut, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sebanyak 11 juta jiwa atau sekira 40 persen adalah anak-anak.
Kemiskinan, kata Ketua Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAIC) Dr Winny GW, memang menjadi faktor utama masalah gizi, tidak hanya di Indonesia tapi juga belahan dunia lainnya.
Namun, di era informasi dan teknologi komunikasi, di mana penyebaran dan perputaran informasi sangat cepat turut menyumbang masalah.
Sebab, tidak semua informasi yang diakses masyarakat bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya, terutama yang berkaitan dengan kesehatan.
Hal lain yang perlu diwaspadai menurut Winny adalah iklan atau promosi produk yang tidak tepat. Saat ini, jutaan anak dan ortu terpapar tayangan iklan produk makanan dan minuman yang tidak tepat.
"Visualisasi iklan dan frekuensi penayangan yang tinggi menyebabkan anak-anak terpengaruh untuk mengonsumsi produk yang diiklankan. Padahal kandungan nutrisi dalam produk tersebut belum tentu sesuai kebutuhan tubuh anak," ujar Winny dalam diskusi publik Hari Anak Nasional 2017 di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Senin (7/8).
Pemerhati iklan ini menambahkan, umumnya iklan didesain lebih berpihak pada produk, bukan kepada anak.
Sebab di dalamnya ada sejumlah kepentinganan yang melibatkan banyak industri, baik periklanan, media, dan produsen produk.