Kabar Baik dari Sri Mulyani soal Utang Indonesia
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan rasio utang Indonesia pada 2023 saat konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Selasa (30/1).
Bendahara Negara mengatakan rasio utang pemerintah turun menjadi 38,6 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) dari sebelumnya 39,7 persen pada 2022.
“Rasio utang pemerintah turun menjadi 38,6 persen PDB,” kata Sri Mulyani.
Di sisi lain, realisasi pembiayaan anggaran pada 2023 mencapai Rp 359,5 triliun, turun 39,2 persen dibandingkan 2022.
Sejalan dengan konsolidasi fiskal dan pulihnya ekonomi nasional, pembiayaan utang pada 2023 dapat diturunkan dari target APBN TA 2023 yang sebesar Rp 696,3 triliun menjadi Rp 407,0 triliun atau turun 41,5 persen dari 2022.
Menurut Menkeu, capaian tersebut bisa terwujud berkat pembiayaan utang yang dilaksanakan secara pruden dengan tetap menjaga keseimbangan antara biaya (cost of fund) dan risiko utang.
Sri Mulyani pun yakin risiko fiskal dalam kondisi terkendali.
Selain kinerja pembiayaan utang, terkendalinya risiko fiskal juga tercermin pada keseimbangan primer yang mencatatkan surplus senilai Rp 92,2 triliun.