Kabinet Harus Profesional Jika Indonesia Ingin Atasi Tantangan Ekonomi
Faisal mengatakan tantangan itu harus dipahami dalam konteks bagaimana melakukan transformasi secara struktural terhadap perekonomian Indonesia sehingga lebih kuat terhadap guncangan eksternal.
"Kita ini kan 5 tahun terakhir masih relatif rentan terhadap perubahan-perubahan atau syok yang terjadi di ekonomi global."
"Misalkan saja di tahun 2018 lalu, ada perang dagang, ada perlambatan ekonomi global, ada penurunan harga komoditas, dampaknya itu terhadap kinerja perdagangan kita, terhadap juga defisit neraca yang menjalar sampai pelemahan rupiah," utaranya.
Kerentanan seperti itu, ujar Faisal, harus dikurangi dengan penguatan fundamental ekonomi domestik. Salah satu caranya adalah melakukan transformasi struktural dengan pendalaman industri manufaktur.
Dengan cara itu, ketergantungan Indonesia terhadap luar negeri juga berkurang dan daya dorong ekspor menjadi lebih kuat serta lebih berkelanjutan.
"Karena kalau kita masih bergantung pada komoditas terus, ya itu tadi begitu harga komoditas di internasional itu melemah kita juga terpengaruh," ungkapnya.
Pendalaman industri manufaktur bisa dilakukan lewat sektor yang kekayannya atau comparative advantage (keunggulan)-nya sudah dimiliki Indonesia.
Selama ini, banyak sumber daya alam Indonesia diekspor dalam bentuk mentah. Dari sini, industri manufaktur yang bisa dikembangkan adalah industri turunan dari sumber daya alam.