Kader PDIP Ini Merasa Terhormat Jadi Petugas Partai
Tegaskan Petugas Partai Berarti Pejuangjpnn.com - JAKARTA - Istilah petugas partai kembali mencuat setelah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri membuat pernyataan keras dalam pidato penutupan kongres partai moncong putih itu di Bali, Sabtu (11/4). Megawati secara tegas menyatakan bahwa jika ada kader PDIP merasa tak nyaman dengan istilah petugas partai, maka sebaiknya keluar dari partai berlambang kepala banteng moncong putih itu.
Banyak pihak menyebut pernyataan Megawati tentang istilah petugas partai itu ditujukan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang juga kader PDIP. Namun, anggota Fraksi PDIP DPR, Charles Honoris mengatakan bahwa pernyataan itu tidak semata-mata ditujukan ke Jokowi. Terlebih, Charles meyakini istilah petugas partai tak berkonotasi negatif.
"Soal istilah petugas partai sebenarnya nggak perlu banyak diributkan. Petugas partai itu seseorang yang diberikan penugasan khusus oleh partai secara organisatoris. Ada yang ditugaskan di eksekutif, legislatif atau di struktural partai. Jadi beda dengan pemahaman yang dipersepsikan selama ini," kata Charles, MInggu (12/4).
Ia menegaskan, petugas partai ditugaskan atas dasar cita-cita garis perjuangan ideologi partai. Dalam konteks Presiden Jokowi, maka penugasan dari PDIP adalah mewujudkan Indonesia yang berdaulat secara politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian di bidang budaya atau yang lebih populer disebut dengan cita-cita Trisakti gagasan Bung Karno.
"PDI Perjuangan itu partai berideologi jelas. Presiden Jokowi juga merupakan kader partai, jadi semua kader partai harus taat pada konstitusi partai dan garis perjuangan partai," tandas anggota DPR dari daerah pemilihan DKI Jakarta III itu.
Karenanya Charles mengingatkan bahwa peran partai politik termasuk PDIP dalam demokrasi tak semestinya dikerdilkan. Sebab, partai merupakan alat perjuangan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat dan salah satu pilar dalam sebuah demokrasi.
Charles menegaskan, tanpa peran PDIP maka tidak akan ada kepala-kepala daerah yang moncer seperti Wali ota Surabaya Tri Rismaharini, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan bahkan Joko Widodo. “Partai itu juga kawah candradimuka. Orang tidak akan mengenal figur Ganjar, Risma, atau bahkan Jokowi sekalipun kalau partai sebagai mesin politik tidak aktif mencari orang-orang bagus yang seideologi dan se-visi,” pungkasnya.(ara/jpnn)