Kadispen TNI AL: Kami tak Pernah Menjual BBM
Untuk kebutuhan mendesak, TNI AL juga memiliki bunker penyimpanan BBM. "Ada bunker yang dibuat kecil-kecil untuk menjawab kebutuhan BBM apabila Pertamina tidak siap. Ini bukan penimbunan karena sudah sesuai dengan SP3M (Surat Perintah Pelaksanaan Pengambilan BMP)," lanjutnya.
Bunker tersebut diisi oleh depo Pertamina. Hal ini jelas berbeda dengan modus kebocoran yang terjadi di Batam. Menurutnya, kasus di Batam tak ada urusannya sama sekali dengan BBM dari Pertamina untuk TNI AL.
Pihak Pertamina membenarkan mekanisme yang disebutkan TNI AL. Salah satu sumber di internal Pertamina menyebutkan Pertamina menyuplai kebutuhan BBM TNI AL per triwulan. "Menyesuaikan kebutuhan TNI AL," ujarnya.
Pengirimannya dilakukan melalui transportir yang ditunjuk pihak TNI AL atau kapal dari pihak mereka sendiri yang mengangkut. "Jadi, tak ada agen," ujarnya. Sistem seperti itu, kata dia, juga meminimalisasi terjadinya kebocoran di tengah laut. "Apalagi dari kedua belah pihak juga memakai internal audit," katanya.
Untuk pengisian bunker pun, kata dia, pengisiannya hanya untuk kapal perang. Transportir atau kapal tongkang pengangkutnya pun hanya khusus untuk kapal perang, tak boleh digunakan untuk kegiatan kapal niaga umum.
"Pertamina juga sudah menyiapkan Bunker Service Khusus untuk kapal-kapal Perang TNI AL. Jadi, kebocoran supply BBM tak akan terjadi," ujarnya. Jadi, kata dia, bunker service tersebut hanya khusus melayani Kapal-kapal perang TNI AL.
Seperti diketahui, Kepolisian berhasil mengungkap Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) berhasil menemukan transaksi tidak wajar seorang PNS Kota Batam Niwen Khairiah. Dalam kurun waktu 2008 hingga 2013 transaksi keuangannya mencapai Rp 1,3 triliun.
Kemudian setelah kekayaannya ditelusuri tim Bareskrim Polri, diketahui bahwa ternyata uang tersebut berasal dari penjualan BBM ilegal yang dilakukan kakaknya Ahmad Machbub alias Abob.