Kado Manis Hari Raya Nyepi, Ditjen Bimas Hindu Kemenag Luncurkan Program Pendidikan Widyalaya
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu (Dirjen Bimas Hindu) I Nengah Duija menghaturkan rasa syukur yang luar biasa atas adanya terobosan baru yang dilakukan Kementerian Agama dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan Hindu dengan diresmikannya Pendidikan Widyalaya ini.
"Tentu, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Presiden Joko Widodo melalui Menteri Agama Gus Yaqut Cholil Qoumas atas diresmikannya Pendidikan Widyalaya yang telah ditunggu-tunggu kehadirannya oleh umat Hindu seluruh Indonesia. Terlebih ini masih dalam suasana momen Hari Suci Nyepi yang tentu menjadi kado manis untuk kami umat Hindu," kata Duija.
Untuk diketahui, Pendidikan Widyalaya ini, kata Duija, tidak seperti Pasraman atau lembaga pendidikan agama dan keagamaan Hindu yang terfokus mengajarkan mata pelajaran dari agama Hindu saja, namun Widyalaya ini lebih luas karena siswa akan mempelajari pelajaran umum.
Duija menjelaskan Pendidikan Widyalaya ini berjenjang dari tingkat pendidikan anak usia dini (Pratama Widyalaya), pendidikan dasar (Adi Widyalaya), pendidikan menengah pertama (Madyama Widyalaya), serta pendidikan menengah (Utama Widyalaya) dan pendidikan menengah kejuruan (Widyalaya Kejuruan).
Saat ini, sebanyak 105 Pasraman Formal dari 34 Provinsi di Indonesia telah resmi beralih menjadi Pendidikan Widyalaya. Perubahan 105 pasraman formal tersebut telah sah dan legal berdasarkan SK No 70-176 tahun 2024 tentang Peralihan Bentuk Satuan Pendidikan Keagamaan Hindu menjadi Widyalaya yang tertanggal 7 Maret 2024.
"Ada sebanyak 84 Pratama Widyalaya (TK) dengan 2.107 siswa, 11 Adi Widyalaya (SD) dengan 664 siswa, 5 Madyama Widyalaya (SMP) dengan 182 siswa, dan 5
Utama Widyalaya (SMK/SMA) 476 siswa. Total keseluruhan siswa yang telah terdata sebanyak 3.429 siswa," jelas Duija.
Duija mengatakan lulusan Widyalaya yang setara SMA atau SMK lebih mudah memilih perguruan tinggi, karena kurikulum yang diajarkan sama dengan sekolah umum.