KAHMI Diminta Kritis pada Pembangunan Indonesia
Salah satunya dengan mengembangkan profesi wirausaha. Pasalnya, saat ini profesi wirausaha ini masih kurang diminati, khususnya di kalangan anak muda.
“Ada pandangan KAHMI itu political oriented, tentu ini tidak sepenuhnya benar. Karena, itu KAHMI periode ini perlu mendorong anggotanya untuk berkiprah dalam profesi wirausaha. Kita masih membutuhkan wirausahawan-wirausahawan muda yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan,” tegas Bamsoet.
Bamsoet memaparkan, berdasarkan data BPS di tahun 2017, jumlah wirausaha Indonesia baru mencapai 3,1 persen dari jumlah penduduk Indonesia sebesar 252 juta.
Rasio ini masih lebih rendah dibandingkan dengan negara lain, seperti Malaysia 5 persen, China 10 persen, Singapura 7 persen, Jepang 11 persen maupun Amerika serikat yang telah mencapai 12 persen.
“Menumbuhkan wirausaha tentu bukan tugas KAHMI semata. Semua pihak harus duduk dan bergerak bersama. Tugas ini penting untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur,” pungkas Bamsoet. (adv/jpnn)