Kaleng Kerupuk Motif Batik Tembus Pasar Ekspor ke Belanda
jpnn.com, JAKARTA - Produk kaleng kerupuk motif batik asal Yogyakarta berhasil menarik perhatian pembeli dari beberapa negara seperti Eropa, Amerika Serikat, Australia hingga Asia Tenggara.
Peralatan home decor dan kerajinan tangan yang diaplikasikan dengan motif batik lawas ini memiliki cita pesona yang berhasil ditampilkan oleh Eni Anjayani, pengusaha UMKM yang berdomisili di Yogyakarta.
Berawal dari kegemaran mengkoleksi batik kuno atau lawas dan gemar akan pernak-pernik dekorasi rumah, Eni memiliki ide untuk mengaplikasikan motif batik di media, selain kain. Alhasil terciptanya produk unik yaitu kaleng kerupuk dengan bermotifkan batik berhasil diekspor ke Belanda.
“Dengan mengaplikasikan motif batik kuno pada produk seperti tumbler, kaleng kerupuk diharapkan dapat memberikan kesan dan pesona masa lalu namun tetap terdapat sentuhan modernnya. Selain itu, produk hasil dari Wastraloka juga dibuat langsung oleh pekerja seni lukis, ibu rumah tangga sampai anak muda yang memiliki minat dalam melukis,” ujar Eni.
Proses pembuatan karya seni yang melibatkan masyarakat di sekitarnya ini memberi kontribusi ekonomi secara langsung dan bisa menjaga kelestarian budaya Indonesia lewat kegiatan membatik yang wadahnya lebih bervariasi.
Eni mengawali bisnisnya dengan modal hanya Rp 5 juta.
Saat ini, dia mampu mempekerjakan 37 orang, di mana 17 di antaranya adalah pegawai in house, sementara sisanya freelance yang tersebar di empat klaster yang berlokasi di Yogyakarta, Bantul, Sleman dan Magelang, Jawa Tengah.
Masing-masing cluster saat ini bisa menghasilkan 300-500 unit setiap harinya dengan harga jual sebesar Rp 290.000 sampai Rp 1.000.000.