Kaltara, Provinsi Baru yang Digenjot Program Transmigrasi
jpnn.com - JAKARTA - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (DPDTT) Marwan Jafar meyakini, Kalimantan Utara sebagai provinsi termuda dapat semakin berkembang lewat program transmigrasi. Apalagi, selama 42 tahun program pemerintah mendatangkan transmigran dari Pulau Jawa tersebut, cukup berhasil.
"Kaltara sebagai provinsi baru tidak bisa dilepaskan dari program transmigrasi yang dulu dilaksanakan. Keberhasilan transmigrasi di Kaltara bisa dilihat di daerah-daerah yang awalnya merupakan pemukiman transmigrasi. Seperti di Tanjung Palas, Tanjung Palas Utara bahkan sebagian Tanjung Selor (Bulungan) yang sekarang menjadi ibukota provinsi (Kaltara, red), dulunya merupakan daerah transmigrasi,” ujar Marwan, Kamis (4/6).
Menurut Marwan, jumlah penduduk Kaltara saat ini hampir 10 persennya berasal dari warga transmigran. Karena program yang dimulai sejak tahun 1972 lalu itu, setidaknya diikuti 40 ribu jiwa.
"Faktor keberhasilan program transmigrasi di Kaltara karena tanahnya yang begitu subur. Kemudian ketersediaan lahan dan lapangan pekerjaan, serta yang paling mendasar adalah sikap masyarakat lokal yang sangat menerima kehadiran para transmigran yang mayoritas datang dari Pulau Jawa," ujar Marwan.
Untuk program transmigrasi yang akan kembali dikembangkan, setiap keluarga menurut Marwan, akan memperoleh jatah tanah 1 hektare per orang. Selain tanah, beberapa transmigran juga bisa bekerja di sektor jasa, misalnya perdagangan. Namun demikian untuk menyukseskan program transmigrasi, pemerintah pusat harus mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah.
“Selain keseriusan dari pemerintah pusat, keberhasilan transmigrasi juga didukung oleh kesiapan dua pemerintah daerah. Yakni pemerintah daerah asal, maupun pemerintah daerah yang akan ditempati,” ujar Marwan.(gir/jpnn)