Kamboja Siap Tampung Lebih Banyak Pengungsi Nauru
Perdana Menteri Kamboja Hun Sen mengatakan negaranya tengah ‘bersiap’ menerima tambahan pengungsi dari Australia dalam sebuah kesepakatan kontroversial yang sudah dilabelkan sebagai sebuah kegagalan dan mengharuskan pemerintah federal Australia merogoh kocek hampir $50 juta atau sekitar Rp532 miliar.
Dalam wawancara ekslusifnya dengan ABC dalam program Four Corner, PM Kamboja Hun Sen mengatakan dia telah berbicara dengan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull kalau negaranya tengah bersiap menerima lebih banyak pengungsi dari pusat penahanan lepas pantai Australia.
Menteri Dalam Negeri Australia Peter Dutton tidak memberikan tanggapan apapun terkait pernyataan PM Hun Sen tersebut dan juga apakah kesepakatan sebelumnya dengan Kamboja yang akan berakhir dalam beberapa bulan mendatang akan diperbaharui atau tidak.
Pada tahun 2014, Australia menandatangani perjanjian empat tahun dengan Kamboja, dan memberikan bantuan tambahan senilai $40 juta sebagai pertukaran untuk memukimkan para pengungsi dari pusat penahanan lepas pantai di Nauru.
Satu bantuan lainnya senilai $15 juta atau setara Rp158 miliar untuk layanan "pemukiman kembali" juga dijanjikan, dimana senilai $7,88 juta atau sekitar Rp84 miliar telah dihabiskan.
Kesepakatan itu dipandang sebagai kegagalan yang mahal lantaran hanya tiga dari tujuh pengungsi yang dimukimkan kembali dari Nauru yang tersisa di Kamboja saat ini.
Salah satu dari mereka yang masih bertahan di Vietnam adalah seorang warga Suriah Abdallah Zalghana yang berusia 39 tahun.