Kami Ingin Pak Jokowi Sadar
jpnn.com - SUARA nyinyir dari kader PDI Perjuangan ke Presiden Joko Widodo dan orang-orang di sekitarnya makin marak. Padahal, presiden yang lebih beken disapa dengan panggilan Jokowi itu juga kader PDIP. Tiket Jokowi melenggang ke pemilu presiden pun dikantongi dari PDIP.
Di antara sejumlah kader PDIP yang sering bersuara keras ke Jokowi, ada nama Effendi Simbolon. Sudah beberapa pekan ini pria bernama lengkap Effendi Muara Sakti Simbolon yang dipercaya sebagai salah satu ketua di DPP PDIP itu melontarkan kritik tajam ke Jokowi dan orang-orang di sekelilingnya, terutama Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto dan Menteri BUMN Rini Soemarno.
Menurut Effendi, ada orang-orang yang selama ini dibesarkan PDIP lantas lupa diri dan bahkan menjadi pengkhianat. “Brutus ini adalah realita,” katanya kepada M Fathra Nazrul dari JPNN.Com.
Lebih jauh soal pandangan-pandangan Effendi tentang pemerintahan saat ini dan relasi antara Jokowi dengan PDIP maupun ketua umumnya, Megawati Soekarnoputri, berikut petikan wawancaranya;
Ada kader PDIP yang menyebut Rini agen asing. Apa pendapat Anda?
Ah saya tidak mau menanggapi itu.
Tapi soal Rini dan Andi harus dievalusasi?
Harus. Harus segera dilengserkan itu, dan semua kroni-kroninya. Ini kan geng-gengnya Kuntoro (Mangkusubroto) semua, eks BRR (Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi, Aceh-Nias) yang ingin mencengkeram dunia persilatan Jokowi. Jokowi-nya kan soor (suka) sebagai presiden. Tapi dia gak ngeh bahwa menteri inilah yang nanti mengendalikan, pengedalinya ya kaum liberal itu.
Jadi benar dua orang ini yang menjauhkan Jokowi dari PDIP?
Sebenarnya bukan dua tokoh ini saja. Kita kan menyampaikan ini karena dua orang ini yang ikut memanfaatkan, menunggangi selama ini. Dia berlagak memang bukan kader PDI Perjuangan, tetapi memanfaatkan kepercayaan ketika itu oleh Bu Mega. Ya memang saya pikir selama ini Bu Mega begitu besar kepercayaan pada mereka, pada akhirnya mereka yang jadi brutus. Brutus ini realitas juga.
Apakah berarti PDIP kecolongan dong?
Saya kira bukan kecolongan