Kampanye 2019 Ganti Presiden Bisa Picu Gesekan Sosial
Sabtu, 28 Juli 2018 – 22:14 WIB
Dia menambahkan, kampanye dilakukan berdasarkan ketentuan yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Karyono juga mencontohkan pergantian presiden di Indonesia dan Amerika Serikat (AS).
"Di Indonesia setiap lima tahun sekali. Di AS setiap empat tahun sekali. Namun, di sini belum pilpres sudah ada kampanye. Di AS sebelum waktunya kampanye tidak ada gerakan ganti presiden tersebut," kata Karyono.
Karyono berharap apa pun yang dilakukan untuk mendulang elektabilitas partai maupun calon presiden tidak membahayakan masyarakat.
"Syahwat berkuasa boleh saja. Namun, jangan mengakibatkan gesekan sosial," ujar Karyono. (jos/jpnn)