Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kampanye Antirokok, Persaingan Bisnis atau Murni Karena Kesehatan?

Rabu, 06 Mei 2015 – 12:50 WIB
Kampanye Antirokok, Persaingan Bisnis atau Murni Karena Kesehatan? - JPNN.COM
Kampanye Antirokok, Persaingan Bisnis atau Murni Karena Kesehatan? Foto JPNN.com

jpnn.com - JPNN.com JAKARTA - Kampanye antirokok semakin masif dilakukan. Bahkan, gambar seram untuk menakut-nakuti perokok pun terus diotak-atik para pencetusnya sendiri. Padahal, organisasi kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO) pernah melakukan penelitian dengan hasil: bahaya tembakau terhadap kesehatan tak seluruhnya benar.

Peneliti pertembakauan dari Indonesia Berdikari, Puthut EA, mengulas, pada 1980an silam, WHO pernah mencetuskan proyek MONICA (Monitoring of Trends and Determinants in Cardivascular Disease) di seluruh dunia dan guna menghubungkan faktor perubahan risiko dalam populasi periode sepuluh tahun (1980-1990).

Ada 32 sentra kolaborasi MONICA yang dibentuk di 21 negara. Ketika itu WHO meneliti responden sebanyak 10 juta orang pria dan wanita dengan rentang usia antara usia 25 hingga 64 tahun yang telah termonitor di seluruh dunia.

Hasilnya riset itu: tidak ada hubungan antara kecenderungan faktor risiko utama CVD (Cardiovascular Desease) seperti kolesterol serum darah, tekanan darah, dan konsumsi rokok.

"Juga tidak ada hubungan antara trend pengaruh (serangan fatal dan non-fatal) stroke dan penyakit jantung koroner," ujarnya.

Namun demikian, kampanye antirokok tetap berlanjut, bahkan disertai dengan berbagai klaim yang menyesatkan. Puthut menyebutkan, sejak dekade 80, media menyebarluaskan data bahwa setiap 11 detik satu orang meninggal karena rokok. Bahkan kondisi sekarang makin gawat, karena mereka menyebut setiap tiga detik satu orang meninggal karena rokok.

"Pertanyaannya, apakah klaim itu pernah dinyatakan dalam certificate of death bahwa kematian mereka memang karena rokok? Bagaimana membuktikan kematian tersebut," kritik Puthut.

Kata dia, angka yang disajikan atas dasar data epidemiologi. Padahal faktanya hubungan penyakit dan angka kematian tidak sebagai cermin data riset hidup sebenarnya. Tidak ada hubungan kuantitatif dan kualitatif yang nyata.

JPNN.com JAKARTA - Kampanye antirokok semakin masif dilakukan. Bahkan, gambar seram untuk menakut-nakuti perokok pun terus diotak-atik para pencetusnya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News