Kang Emil Bikin Bang Ara Bangga
jpnn.com - jpnn.com - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menegaskan komitmennya untuk menjaga keragaman di kota yang kini dipimpinnya. Menurut dia, Bandung kental dengan sejarah perjalanan Indonesia sehingga harus bisa menjadi rumah bersama yang nyaman bagi seluruh warga tanpa membedakan suku, ras, agama dan antar-golongan.
Kang Emil -panggilan kondang Ridwan Kamil- mengatakan itu dalam Perayaan Natal Pemuda Kristen Bandung Raya di Bandung, Sabtu malam (28/1). "Kalau ada pihak yang memaksakan keseragaman di Bandung pasti saya akan lawan," katanya.
Di hadapan sekitar 1.500 jemaat dari organisasi mahasiswa ataupun masyarakat umum yang hadir dalam perayaan Natal, Emil menegaskan, sejarah berdirinya Bandung adalah untuk membahagiakan masyarakatnya. Selain itu kota Bandung merupakan kota taman.
"Kami dalam menjalankan amanah saya memimpin Bandung dengan melihat sejarah. Maka saya berusaha keras membahagian warga Bandung dan gemar membangun taman beserta ruang publik bagi warga," katanya.
Yang tak boleh dilupakan, katanya, Bandung merupakan kota ideologis dan solidaritas. Kota ideologis karena di Bandung pula Proklamator RI Bung Karno mencetuskan gagasan mendirikan bangsa. "Di Bandung Soekarno mendirikan partai dan bertemu pertama kali dengan Bung Hatta," katanya.
Selain itu, Bandung juga merupakan kota solidaritas karena pernah menjadi tempat penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA). “Dan dari sinilah banyak negara Asia Afrika seperti Aljazair terinspirasi oleh Bung Karno untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan," imbuhnya.
Karenanya Emil menjamin selama kepemimpinannya di Bandung, warga akan dibuat senyaman mungkin, termasuk menciptaan kenyamanan bagi pemeluk agama menjalankan peribadatan. "Seluruh kebijakan saya buat untuk kenyamanan seluruh umat beribadah," tegasnya.
Secara khusus Emil juga berpesan kepada pemuda Kristen yang ada di kota Bandung agar bisa membawa manfaat bagi lainnya. Karenanya, Emil kepala daerah berlatar arsitek itu mengapresiasi rencana Taruna Merah Putih (TMP) pimpinan Maruarar Sirait bersama pemuda kristen untuk menanam 1.000 pohon.