Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kanjuruhan Mangindaan

Oleh: Dahlan Iskan

Selasa, 04 Oktober 2022 – 07:07 WIB
Kanjuruhan Mangindaan - JPNN.COM
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Penyebab lain itu misalnya: ada pemain lawan membalas lemparan dari tribun dengan mengembalikan benda yang dilempar itu ke tribun. Yang seperti itu sama sekali tidak boleh dilakukan.

Apalagi benda yang dilemparkan itu biasanya juga bukan yang membahayakan. Salah satunya berupa botol air mineral yang isinya sudah diganti warna kuning.

Cairan kuning-pesing itu biasanya sudah muncrat saat botol mengenai tanah. Jangankan membalas lemparan, membalas cacian pun tidak boleh. Itu bisa menyulut emosi tuan rumah.

Pokoknya lawan yang menang harus pandai-pandai membaca situasi stadion.

Mereka tetap boleh selebrasi di tengah stadion. Asal sudah dilihat situasi memungkinkan.

Malam itu, di Kanjuruhan, tidak ada semua penyebab seperti itu. Tidak ada selebrasi di tengah lapangan. Pemain Persebaya juga langsung menuju lorong ruang ganti.

Saya, malam itu, hanya melihat tidak digunakannya bahasa bola di sana.

Polrestabes Surabaya adalah salah satu yang terbaik dalam menggunakan bahasa bola. Perbaikan pelaksanaan pertandingan terus mereka dilakukan. Termasuk memanfaatkan teknologi.

Tragedi Kanjuruhan. Satu-satunya bahasa yang harus digunakan di lapangan bola adalah bahasa bola. Jangan yang lain, apalagi gas air mata.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News