Kantor Desa Mirip Hotel, Mewah, Diakui Lawan Politik, Uangnya dari Mana?
Kantor desa ini tak hanya menjadi kebanggaan penduduk setempat, tapi juga layak dijadikan ikon di Indramayu bagian barat (Inbar).
Tapi siapa sangka, rancangan dan desainnya bukan karya arsitek profesional. Melainkan ide dari Wawan sendiri.
“Ya saya desain sendiri, rancang sendiri. Banyak yang tidak percaya,” ucap suami Rismayanti ini kepada Radar Cirebon (Jawa Pos Group), kemarin.
Tapi, bukan berarti Wawan asal main rancang. Dasar-dasar arsitektur sudah lama dikuasainya sejak masih duduk di bangku kuliah di Unisma Bekasi dulu.
Kebetulan, bapak kosnya semasa kuliah berprofesi sebagai seorang developer atau pengembang proyek perumahan.
Dari bapak kostnya itu Wawan banyak belajar dan mempraktikkan ilmu yang didapat, termasuk menghitung rencana anggaran bangunan (RAB) dan sebagainya.
Nah, soal hitung-hitungan pembiayaan pembangunan inilah yang masih membuatnya keder. Sebab ketika berniat membangun kantor desa pada awal tahun 2015 lalu hanya bermodal awal duit hasil penjualan mobilnya sekitar Rp110 juta.
Lalu ditambah bantuan provinsi sekitar Rp200 juta, dan hasil lelang tanah titisara selama tiga tahun sejumlah Rp290 juta.