Kantor Komnas PA Terbakar, Terkait Kasus Pembunuhan ANG?
jpnn.com - JAKARTA - Kebakaran yang melanda kantor Komisi Nasional Perlindungan Anak di Jalan TB Simatupang, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur Sabtu (27/6) sekitar pukul 21.20-22.30 WIB sama sekali tak memengaruhi penyidikan kasus ANG di Mapolda Bali.
"Tak ada hubungannya antara kebakaran itu dan kerja penyidik di Mapolda Bali. Semua berlanjar lancar," ucap Kabidhumas Polda Bali Kombes Hery Wiyanto.
Lebih lanjut Hery mengungkapkan rasa simpatinya terhadap musibah yang dialami Komnas PA dan jajarannya. Dihubungi lewat handphone, Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait membenarkan peristiwa kebakaran tersebut.
"Betul tadi malam (Sabtu 27/6) kantor Komnas Perlindungan Anak terbakar. Seluruh dokumen dan data pengaduan anak atau masyarakat ludes terbakar semua," ungkapnya.
Arist mengaku akan melakukan investigasi terkait kebakaran empat ruang kerja di kantornya, yakni ruang Sekjen Komnas PA, penyimpanan data, dan dua ruang pekerja.
Sirait menduga kejadian tersebut memiliki hubungan dengan kasus pembunuhan ANG. Mengingat saat ini instansinya sedang berupaya mengungkap kasus yang menimpa bocah delapan tahun yang ditemukan dikubur di halaman belakang rumahnya sendiri Rabu (10/6) silam.
"Diduga ini ada hubungannya dengan kasus ANG yang sedang kami perjuangkan," ungkap Arist. Dia menambahkan akan mencari tahu penyebab kebakaran tersebut. Lebih lanjut Arist berkata saat ini pihaknya sedang menunggu hasil pemeriksaan Laboratorium Mabes Polri guna mengetahui penyebab pasti kebakaran itu.
"Kita sedang melakukan investigasi atas teror ini dan akan terus mengawal kasus anak dan putri kita ANG," imbuhnya.
Ditemui di Jalan Sedap Malam No. 26 Sanur, Denpasar, Naumi Werdisastro Ketua Tim Reaksi Cepat Komnas PA yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga Koordinator Nasional Pos Advokasi terhadap Kekerasan Anak (PAKTA) Mabes Polri memberikan keterangan mengejutkan. Kepada Jawa Pos Radar Bali Naumi mengungkapkan ada oknum yang berusaha memerasnya pasca terbakarnya kantor Komnas PA.
"Ada orang yang menelepon dan meminta saya menyiapkan uang Rp 200 juta sekitar pukul sembilan pagi (kemarin). Dengan kejadian ini, terbakarnya kantor Komnas PA dan saya di Bali sendiri, dipikirnya saya takut," geramnya.
Sembari mengabarkan bahwa pada 2009 Komnas PA juga pernah mengalami hal yang sama, Naumi mengaku sudah menyimpan bukti-bukti terkait oknum yang menerornya tersebut. Namun, dia tidak akan melaporkannya ke polisi sebab belum menderita kerugian.
"Saya tidak takut karena kami sedang berusaha mengungkapkan kebenaran. Salinan berkas-bekas pun ada di kepolisian. Jadi aman," ungkapnya.
Sama halnya dengan Arist, Naumi menduga terdapat unsur kesengajaan terkait peristiwa kebakaran gedung satu lantai tempatnya bekerja.
"Ada congkelan di pintu, jadi indikasinya jelas. Tapi, tak apa-apa. Tentu akan dibangunin pemerintah lagi," ujarnya sembari mendengarkan sebuah lagu dari ponselnya. (dre/ken/zul/yes)