Kapan Oknum Militer Menghentikan Diskriminasi terhadap Warga Papua?
jpnn.com, JAKARTA - Media sosial kembali dihebohkan dengan beredarnya video berdurasi 1 menit 20 detik yang menampilkan aksi kekerasan dua oknum Polisi Militer (PM) TNI AU terhadap seorang warga di Merauke, Papua.
Korban juga adalah seorang pemuda tunawicara. Pengurus Pusat Perhimpunanan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PP PMKRI) mengutuk keras tindakan oknum militer tersebut.
Ketua PP PMKRI, Benediktus Papa mengungkapkan keprihatinannya terhadap perbuatan oknum yang tidak berprikemanusiaan dan merusak nama institusi TNI tersebut.
"PP PMKRI mengecam keras apa yang terjadi di Merauke, Papua. Ini tidak mencerminkan sikap ksatria seorang prajurit TNI. Sebagai abdi negara mestinya dalam melakukan pembinaan kepada masyarakat mengedepankan tindakan-tindakan humanis," tutur Beni sapaan akrab ketua PP PMKRI.
Oleh karena itu, dia mendorong kejadian ini menjadi evaluasi secara menyeluruh di institusi TNI, sebab institusi ini bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup rakyat Indonesia termasuk masyarakat Papua yang aman dan tenteram.
"Jangan sampai ini memantik reaksi dari masyarakat di tengah kondisi politik Papua yang belum stabil," sambungnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Lembaga Otonomi Khusus PP PMKRI, Zakarias Wili.
Menurut Zakarias, tindakan kekerasan ini menunjukkan pihak keamanan tidak mampu mengayomi warga Papua tetapi malah melakukan tindakan yang melukai batin masyarakat khususnya di Kabupaten Merauke.