Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kapan Waktu Yang Tepat Untuk Mencegah Stunting Pada Anak?

Rabu, 13 November 2019 – 04:21 WIB
Kapan Waktu Yang Tepat Untuk Mencegah Stunting Pada Anak? - JPNN.COM
Ilustrasi bayi. Foto: Pixabay

jpnn.com - Kaum hawa diingatkan sedini mungkin mempersiapkan generasi unggul masa depan bangsa, salah satunya dimulai dengan mencegah risiko stunting sejak hamil. Karenanya, orang tua wajib tahu cara tepat mencegah stunting pada anak.

Dua cara utama yang digaungkan adalah dengan menjaga pola hidup sehat dan menghindari diet berlebihan dan kurang tepat. Pasalnya, dua perilaku tersebut akan berdampak pada kesehatan para ibu ketika mengandung.

Bila gaya hidup ibu hamil tidak sehat, maka perkembangan janin akan terganggu. Alhasil, risiko melahirkan anak dengan stunting juga meningkat.

Lalu kapan waktu yang tepat untuk mencegah stunting pada anak?

Dr. Atika dari KlikDokter mengatakan bahwa proses seorang anak bertubuh pendek (disebut sebagai kegagalan pertumbuhan) dapat dimulai sejak masa janin hingga usia 2 tahun. Ketika sudah lewat usia 2 tahun, bisa dibilang sudah terlambat untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi. 

Dengan demikian, waktu penting untuk mencegah stunting adalah sekarang (mulai membiasakan pola hidup sehat dan seimbang), saat hamil, dan setelah bayi dilahirkan hingga usianya 2 tahun.

Perlu diingat bahwa tubuh pendek yang tidak sesuai dengan usianya bukan sekadar faktor genetik. Pasalnya, tidak sedikit orang tua yang masih abai karena tubuh pendek sering dikaitkan karena keturunan, misalnya salah satu atau kedua orang tuanya berperawakan pendek.

Padahal, dr. Atika mengungkapkan, faktor genetik bukanlah satu-satunya faktor yang menyebabkan seseorang memiliki tubuh pendek. Selain genetik, faktor lingkungan juga punya peran krusial. Dua di antaranya adalah status gizi dan penyakit yang mendasari.

Soal stunting, tidak sedikit orang tua yang masih abai karena tubuh pendek sering dikaitkan karena keturunan, misalnya salah satu atau kedua orang tuanya berperawakan pendek.

Sumber klikdokter

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close