Kapolri Sesalkan JIS Pernah Punya Guru Buronan FBI
jpnn.com - JAKARTA - Kapolri Jenderal Sutarman menyesalkan adanya buronan FBI bernama William James Vahey yang pernah mengajar di Jakarta International School (JIS). Orang nomor satu di kepolisian itu meggatakan, perlu ada evaluasi khusus terhadap para ekspatriat karena seorang buronan di negara lain bisa masuk ke wilayah Indonesia.
"Itu menjadi bagian yang harus dievaluasi, bagi pengawasan orang asing di Indonesia. Kita harus mengawasi semuanya, termasuk imigran-imigran yang ada di Indonesia. Ini tugas kita bersama," kata Sutarman di kompleks Istana Negara, Jakarta, Kamis, (24/4).
Menurut Sutarman, selama ini pihak kepolisian sudah bekerjasama dengan Interpol jika ada buronan internasional. Bahkan, katanya, Polri biasanya mendapat informasi dari Interpol ketika ada buronan negara lain masuk ke Indonesia
Namun pada kasus James Vahey, kata Sutarman, pihaknya memang tidak mendapat informasi dari interpol. "Tidak ada, tidak ada yang dulu. Mungkin kasusnya kan sudah cukup lama, dan orang itu bunuh diri. Kalau ada pasti kami kerjasama dengan imigrasi," sambung Sutarman.
Terkait kasus kekerasan seksual terhadap murid taman kanak-kanak di JIS, Sutarman memastikan tidak ada eksklusivitas pada sekolah tempat anak-anak ekspatriat menimba ilmu itu. Sutarman mengakui bahwa setiap sekolah memang memiliki kewenangan dan aturan internal masing-masing. Namun jika sampai terjadi tindak pidana, katanya, maka kepolisian berhak masuk dan melakukan pemeriksaan.(flo/jpnn)