Kapolri Tidak Ragu Copot Sunario
jpnn.com, JAKARTA - Kapolri Jenderal Tito Karnavian membeberkan alasannya mencopot AKBP Sunario dari jabatan Kapolres Ketapang, Polda Kalbar. Menurutnya, AKBP Sunario tersangkut kasus kunjungan dan kerja sama antara Biro Keamanan Publik Resor Suzhou, Provinsi Jiangsu, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dengan Polres Ketapang.
Mantan Kapolda Metro Jaya dan Papua itu mengatakan, perbuatan yang dilakukan Sunario sudah melampaui kewenangan sebagai Kapolres. Tito mengingatkan ketika ada kerja sama dengan kepolisian negara lain maka Kapolres harus melapor Kapolda. Kemudian, Kapolda harus melapor kepada Kapolri.
"Saya tidak ragu ambil tindakan, ganti dulu (kapolres). Memang kasihan, tapi ada puluhan bahkan ratusan AKBP lain yang pengin jadi Kapolres dan ingin berbuat baik juga,” ujarnya saat rapat kerja dengan Komisi III DPR di gedung parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (19/7).
Dia mengatakan jika kerja sama dilakukan dengan pemerintah daerah maupun instansi lokal lainnya, masih kewenangan Kapolres. Kalau kerja sama tingkat nasional, itu menjadi kewenangan Kapolda. “Tapi, kalau luar negeri, sudah tidak ada laporan dan tanda tangan sendiri itu bermasalah. Nanti kalau salah, yang tanggung jawab kami,” katanya.
Tito mengatakan, persoalan ini harus menjadi pembelajaran bagi semua pimpinan wilayah agar berbuat tidak melebihi kewenangannya. Dia mengingatkan, pimpinan wilayah jangan menambah-nambah sendiri kewenangannya.
“Kalau tidak tahu ya sebagai pamen (perwira menengah) yang sudah lulus sespim (sekolah pimpinan) tanya, boleh tidak berbuat begitu,” katanya.
Tito mengatakan memang perusahaan Tiongkok punya investasi perkebunan di sana. Mereka juga pernah mengundang Sunario ke Tiongkok untuk mendemonstrasikan kekuatan kepolisiannya.
Tito menambahkan, Polri juga mengizinkan Sunario karena itu hanya studi banding biasa. Namun, lanjut dia, setelah kembali ke Indonesia mereka berusaha membuat kerja sama.