Karena Rendang, Vino G Bastian Sulit Yakinkan Sponsor
jpnn.com - VINO G Bastian memperkenalkan film terbarunya, Tabula Rasa. Tetapi kali ini bukan dia bintang utamanya. Suami Marsha Timothy itu bekerja di belakang layar sebagai Associate Producer.
”Ini film pertama saya, dimana saya berada di balik layar menjadi produser. Kerjaan apa saja yang menyangkut produksi film, mulai (menyiapkan) cerita film, pemain, pokoknya semuanya,” kata Vino seperti yang dilansir INDOPOS (JPNN Group), Senin (27/1).
Keterlibatan pria kelahiran Jakarta, 24 Maret 1982 itu berawal dari diskusi panjang dengan produser Sheila Timothy yang tak lain kakak iparnya. Baginya, itu merupakan proses menambah ilmu dan pengalaman di bidang perfilman, agar tidak sebatas menjadi aktor saja. ”Ini suatu kesempatan baik. Kita berkarya nggak harus di depan layar, tetapi bisa di belakang layar. Jadi nggak hanya bermain di zona nyaman saja,” katanya.
Beberapa kendala harus dihadapinya. Misalnya, kesulitan meyakinkan sponsor atau investor untuk menjadi bagian penggarapan film yang ditarget rilis akhir tahun itu. ”Kesulitannya, meyakinkan investor kalau film ini bagus. Mereka tahunya saya aktor. Belum tahu sepak terjang saya sebagai produser,” ungkapnya. ”Deg-degan dan ruwetnya berbeda dibandingkan saat bekerja sebagai aktor dan harus menghidupkan karakter dari script," sambung ayah dari Jizzy Pearl Bastian itu mengenai pengalaman pertamanya menjadi produser.
Banyak alasan yang mendorongnya memproduseri Tabula Rasa. Salah satunya, tema yang diangkat belum pernah disuguhkan film-film Indonesia yang pernah ada. Film itu mengangkat kuliner nusantara yakni rendang, makanan khas Minang, Sumatera Barat. Bukan sekadar menu penggugah selera makan, filosofinya adalah metafora merayakan kehidupan.
”Misalnya, saat hari raya kita pasti ingin merasakan masakan ibu,salah satunya rendang. Atau, misalnya mengajak pacar makan malam," terangnya. ”Negara kita kaya kuliner. Nah, yang kami angkat ini salah satunya adalah rendang. Yang sudah membuat tentang rendang adalah CNN, sementara kita nggak punya,” tambahnya.
Menurutnya, kebanyakan anak muda hanya tahu memakannya saja. Saat ditanya bahan-bahannya, terlebih cara memasaknya, mereka menggelengkan kepala. ”Dengan adanya film ini semoga anak-anak muda zaman sekarang jangan cuma tahu makannya doang, tetapi juga tahu cara memasaknya. Kalau orang luar suka makan rendang dan tanya cara pembuatannya tetapi kita enggak tahu, menurut saya itu memalukan,” tuturnya.
Vino sekaligus menyindir dirinya yang tidak bisa masak, apalagi rendang. ”Saya nggak bisa masak. Tetapi setelah adanya film ini saya jadi mengetahui bagaimana masak rendang. Masak rendang itu harus sabar dan nggak boleh emosional. Saya jadi punya keinginan untuk belajar masak,” ucapnya. Rencananya, dia akan belajar memasak kepada ibunya yang jago membuat olahan daging itu. ”Kebetulan ibu saya itu pemasak rendang yang hebat,” pujinya