Karhutla Merajalela di Kalbar, ke Mana Sekda dan Gubernur?
Lonjakan drastis karhutla seperti yang terjadi di Kalbar, membutuhkan perhatian serius dari Kepala daerah setempat. Iapun mengaitkan kondisi karhutla di Kalbar saat ini, dengan prosesi Pilkada yang baru saja usai.
''Di Kalbar terjadi proses pergantian kepemimpinan yang dimenangkan oleh calon baru. Sehingga tidak sedikit yang berpendapat bahwa seolah-olah kepala daerah yang sekarang ini seperti tidak terlalu optimal untuk mengambil tindakan yang lebih serius seperti sebelum-sebelumnya , dan menganggap bahwa ini merupakan pekerjaan rumah bagi kepala daerah yang baru saja,'' kata Bambang.
Hal tersebut tentunya sangat disayangkan bilamana benar terjadi, karena yang dirugikan adalah masyarakat.
Apalagi di Agustus dan September, petani yang menerapkan sistem ladang berpindah melakukan pembukaan lahan pertanian mereka dengan cara dibakar atau yang dikenal dengan istilah adat 'gawai serentak'.
''Inikan butuh sosialisasi dan pendampingan serius dari Pemda-nya. Kalau kepala daerahnya tidak peduli, membakar serentak ini akan menimbulkan bencana asap seperti yang terjadi sekarang,'' kata Bambang.
''Indikasi yang membakar ini adalah masyarakat biasa, karena hotspot-nya cenderung naik turun dan tidak stabil, karena mereka membakar hanya dalam hitungan jam, tapi karena di lokasi gambut, sisa asapnya masih banyak. Ini kami lihat dari data satelit,'' jelas Bambang.
Sebelumnya Wakapolri Komjen Ari Dono Sukmanto mengatakan pihaknya sudah mengambil langkah tegas terhadap pelaku Karhutla di Kalbar.
''Sudah ada beberapa yang ditangkap. Kami akan tindak tegas sesuai proses hukum,'' katanya.