Karnaval Adat Kaimana Jadi Ajang Pengenalan Budaya Tradisional Kepada Generasi Muda
jpnn.com, KAIMANA - Ribuan masyarakat Kabupaten Kaimana Provinsi Papua Barat tumpah ruah ke jalan pesisir Pantai Bantemi dan pusat Kota Kaimana.
Kehadiran masyarakat tersebut untuk menyaksikan pesta adat, ritual dayung perahu, dan karnaval pawai budaya.
Warga dari berbagai suku di Kaimana ikut memeriahkan ulang tahun Kabupaten Kaimana Ke-20 bahkan ada juga suka dari luar seperti Buton Sulawesi Tenggara, Jawa, Batak Sumatera Utara, Madura, Sulawesi Selatan yang tinggal di Kaimana memeriahkan kegiatan tersebut.
Sebelum rangkaian acara berlangsung, pemerintah daerah dan masyarakat suku adat Kabupaten Kaimana melakukan doa dan syukuran.
Dalam kegiatan itu juga disajikan makanan khas adat dari delapan suku adat dari Kaimana, di antaranya makanan guru-guru dan Tetut dari suku Irarutu, Saudo elit suku Kuri, Tiraga Suju suku Madewana, Kuah Mias dari suku Koiway, Gwehera dari suku Oburauw, Mukumbadiara suku Miere, Awortutu Suju dari suku Mairasi dan Sinoli Erega suku Napati
Menurut kepala adat, doa dari perwakilan suku merupakan bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas usia Kaimana ke 20 tahun sedangkan sajian makanan adalah cara adat dari leluhur yang mengartikan sebagai bentuk komunikasi sesama suku.
" Doa perwakilan dari suku bentuk rasa syukur atas usianya Kaimana ke-20. Tentunya kita berharap pemerintah daerah betul-betul memerhatikan masyarakat Kaimana semua suku. Makanan adalah adat istiadat dari nenek moyang Kaimana bentuk sebagai komunikasi. Dengan makanan segala sesuatu dapat kita selesaikan dengan baik," jelas Bupati Kaimana Freddy Thie.
Setelah doa adat Bupati dan Wakil menaiki perahu untuk mendayung menyisir laut Kaimana.