Kasus Bendera Tauhid, Aboe PKS: Jangan Ada Pembiaran!
jpnn.com - Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aboe Bakar Al Habsy mendesak Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mengusut tuntas peristiwa dugaan pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid pada perayaan Hari Santri Nasional, di Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut, Jawa Barat (Jabar), Senin (22/10).
Menurut Aboe, peristiwa ini harus mendapat atensi dari Kepolisian Daerah (Polda) Jabar. “Karena setelah viralnya video tersebut banyak reaksi keras yang diberikan oleh masyarakat,” kata Aboe, Selasa (23/10).
Wakil ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di DPR itu menuturkan, Polri harus berperan aktif dalam menjaga keamanan di Garut maupun Jabar. Aturan hukum harus ditegakkan.
“Jangan sampai nanti masyarakat melihat ada pembiaran, kemudian mereka melakukan tindakan sendiri,” ujarnya.
Politikus yang beken dengan panggilan Habib Aboe itu menuturkan, telah banyak berdar video kecaman atas pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid tersebut.
Pada umumnya, ujar Aboe, mereka tersinggung dengan pelecehan yang dilakukan terhadap bendera berkalimat tauhid tersebut. “Jangan sampai kekecewaan seperti ini nanti melebar. Oleh karenanya Polres Garut dan Polda Jabar harus mengantisipasi situasi ini dengan baik,” pinta Aboe.
Kepolisian telah menindaklanjuti insiden pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid tersebut. Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, insiden pembakaran itu terjadi pada pukul 09.30 WIB.
Pembakaran tersebut terjadi di acara Hari Santri Nasional, di mana ketua panitianya adalah Hisnu Mubarok dan seksi acara Zaenal Mahpudin. Pada peringatan hari Santri Nasional ke-3 ini diikuti sekitar empat ribu orang yang berada di wilayah Garut Utara, tepatnya Kecamatan Limbangan, Cibiuk, Leuwigoong dan Cibatu.