Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kasus Gizi Buruk Hantui NTB

Hingga Agustus Capai 480 Orang

Kamis, 14 Oktober 2010 – 09:23 WIB
Kasus Gizi Buruk Hantui NTB - JPNN.COM
Kasus gizi buruk mulai mencuat di NTB pada 2000 dan 2001. Puncak kejadian kasus gizi buruk sendiri terjadi pada 2005. Yaitu mencapai 3.950 kasus. Pada saat itu kasus gizi buruk di NTB dinobatkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) 1.254 kasus di antaranya merupakan kasus klinis dan 2.185 kasus nonklinis. ‘’Yang jelas, dalam kurun waktu dua tahun terakhir, kasus gizi buruk telah turun,’’ tegas Ismail.

Dijelaskan, pihaknya akan terus menekan angka penderita gizi buruk ini. Caranya? Berbagai upaya sudah mulai dan akan dilakukan. Salah satunya adalah menyiagakan penanganan gizi buruk di Puskesmas seluruh NTB. ‘’Kita memilih Puskesmas agar penanganan setiap kasus gizi buruk bisa ditangani dengan cepat,’’ ungkapnya.

Ismail menjelaskan, setiap kasus yang ditemukan harus segera dibawa ke Puskesmas yang telah dilengkapi dengan pusat pengobatan kasus gizi buruk atau Therapy Feeding Centre (TFC). Dengan adanya TFC ini, penderita gizi buruk tidak perlu lagi dirawat di rumah sakit kabupaten atau provinsi, tetapi cukup ditangani oleh petugas puskesmas. ‘’Dalam satu kabupaten-kota ada empat puskesmas yang dilengkapi TFC ini,’’ tuturnya.

Menurut Ismail, kasus gizi buruk umumnya dilatarbelakangi faktor kemiskinan, perilaku hidup, dan sumber daya manusia. Karena itu, pihaknya terus berupaya mengatasi kasus malnutrisi dan kematian ibu dan anak melalui berbagai program yang berkelanjutan. ‘’Petugas surveilans di lapangan masih aktif melakukan pendataan penderita gizi bermasalah,’’ ungkapnya. Dia berharap masyarakat segera melaporkan kasus gizi buruk atau tanda-tanda kasus gizi buruk yang terjadi pada orang-orang terdekatnya. (oni/sam/jpnn)

MATARAM -- Pemprov NTB menghadapi masalah serius, terkait masih tingginya angka gizi buruk. Data yang tercatat di  Dinas Kesehatan (Dinkes)

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close