Kasus Khashoggi Pertaruhan Kredibilitas HAM Amerika
jpnn.com - Menghilangnya jurnalis Jamal Khashoggi menjadi sorotan dunia. Kemarin, Minggu (14/10) Inggris, Prancis, dan Jerman mengeluarkan pernyataan bersama. Sementara pemerintah Amerika Serikat terus didesak untuk menindak Arab Saudi.
Mereka meminta pemerintah Turki dan Arab Saudi bekerja sama menggalang penyelidikan yang kredibel. Tujuannya, fakta tentang siapa yang bertanggung jawab atas menghilangnya Khashoggi bisa terungkap.
''Dan memastikan bahwa mereka mempertanggungjawabkan perbuatannya,'' bunyi pernyataan bersama Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris Jeremy Hunt, Menlu Prancis Jean-Yves Le Drian, dan Menlu Jerman Heiko Maas sebagaimana dilansir Reuters.
Pemerintah AS juga ikut menekan Saudi yang sesungguhnya merupakan sekutu utamanya di Jazirah Arab. Dalam sebuah wawancara dengan CBS, Presiden Donald Trump menegaskan bahwa AS akan menjatuhkan sanksi yang berat jika ternyata benar Khashoggi dibunuh pemerintah Saudi.
Senator Republik Marco Rubio meminta AS mendesak Saudi secara langsung. Sebab, jika AS berpangku tangan, kredibilitas Washington terkait dengan HAM bakal dipertanyakan.
''Jika kami tidak bertindak, termasuk terkait dengan penjualan senjata, kami tidak akan punya muka ataupun kredibilitas untuk berhadapan dengan Putin (Presiden Rusia, Red), Assad (Presiden Syiria, Red), ataupun Maduro (Presiden Venezuela, Red),'' tegas Rubio. AS juga tak bakal bisa lagi mengonfrontasi pelanggaran HAM di Tiongkok.
Meski menyatakan akan menjatuhkan sanksi tegas pada Saudi, berulang-ulang Trump menuturkan tak akan menghentikan penjualan senjata ke negeri petrodolar tersebut.
Bagi Trump, pembatalan penjualan justru akan merugikan AS. Sebab, Saudi malah akan membeli senjata dari Rusia ataupun Tiongkok yang notabene merupakan musuh AS.