Kasus Omicron Sempat Melonjak, GP Farmasi Berkomitmen Jaga Ketersediaan Obat
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Gabungan Perusahaan (GP) Farmasi Indonesia (GPFI) Tirto Kusnadi berkomitmen untuk terus menjamin ketersediaan obat-obatan dan vitamin, secara nasional di kala pandemi.
Dukungan penyediaan obat-obatan dalam menghadapi gelombang ketiga Omicron ini agar tidak lagi terjadi kelangkaan, seperti saat serangan gelombang kedua tahun lalu.
“GPFI telah mengerahkan segala kemampuan sesuai dengan kapasitas dan keahlian masing-masing anggota GPFI untuk percepatan riset dan pengembangan, proses produksi, distribusi dan penguatan jaringan ritel apotik dan pedagang besar farmasi (PBF) telah secara konsisten dilakukan untuk ketersediaan obat covid dan vitamin,” ujar Tirto Kusnadi.
Secara nasional, komitmen GPFI untuk menjaga ketersediaan obat-obatan dalam menghadapi gelombang ketiga Covid-19 melibatkan lebih dari 160 pabrik farmasi, yang memproduksi kurang lebih 2.000 jenis zat obat.
Dari sisi distribusi, lebih dari 1.600 pedagang besar farmasi dengan 600 cabang di seluruh Indonesia juga telah menyalurkan obat-obatan kepada lebih dari 15.000 klinik dan Puskesmas, 3.000 Rumah Sakit, lebih dari 17.000 apotik, sekitar 5.000 toko obat dan retailer lainnya.
Meski kasus baru telah mencapai rekor baru di atas 60 ribu, yang menyebabkan banyaknya kebutuhan obat resep dan obat gejala covid lainnya, namun hingga saat ini tidak ada keluhan masyarakat tentang kekosongan obat, di tengah derasnya peningkatan kebutuhan obat.
"Hal ini membuktikan bahwa industri farmasi nasional telah mencapai level kemandirian dan ketahanan obat nasional karena kekuatan kapasitas produksi, distribusi dan retail yang merata di seluruh pelosok tanah air," sebutnya.
GPFI juga mengimbau masyarakat untuk tetap melakukan 3M dan jika positif covid dengan gejala ringan seperti demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, hidung tersumbat, untuk mengikuti panduan kesehatan dari 5 Asosiasi Medis.