Ke Sini Saja, Om! Short Time Rp 500 Ribu di Gang Semen
Deretan kendaraan roda dua hingga mobil juga memenuhi halaman parkir di kontrakan itu. Rata-rata dari puluhan motor berpelat F dan B. Bahkan, pria 57 tahun itu bisa memprediksi bahwa jumlahnya lebih banyak ketimbang malam pergantian tahun nanti. “Ya kalau mau (pesan-red) sekarang. Nanti mah (malam pergantian tahun-red) kosong,” kata Yoyo.
Kamar demi kamar kami lewati sambil sesekali melihat dan memilih para PSK yang sudah berdandan menor. Sebelum berkencan, Yoyo sudah mengingatkan soal tarif short time. “Kamar Rp 100 (ribu, red) perempuan Rp 400 (ribu, red),” bisiknya.
Sampai akhirnya Yoyo mengenalkan seorang wanita muda dengan mata sipit mirip gadis Korea. Debby namanya. Potongan rambut bondol sedikit pirang dibalut celana model hot pants, membuat lekuk tubuhnya terlihat seksi.
Dengan senyum menggoda, wanita asal Jakarta itu langsung membawa Metropolitan ke sebuah bangunan bertingkat dengan luas hampir 500 meter persegi. Di sana ada 20 kamar yang tersedia. Masing-masing kamar berukuran 4×4 meter.
Dalam ruang bercat krem sudah tersedia ranjang, bangku kayu serta meja anyaman untuk bersantai. Selain itu, ada pula kamar mandi minimalis yang sudah tersedia sabun dan handuknya.
Di kamar itulah Debby menceritakan soal kehidupan di GS. Termasuk saat malam pergantian tahun nanti. Dia bersama puluhan rekan-rekannya telah dipesan papih-mamihnya, sebutan untuk pengasuh PSK di GS.
Puluhan PSK di sana diwajibkan ikut dalam pesta tahunan yang tempatnya dirahasiakan. “Ada lah pokoknya. Kami biasanya party-party di sana,” aku wanita yang sudah dua tahun menjajakan diri itu.
Dia pun justru menawarkan diri agar para pengunjung yang berniat ‘memakai’ jasanya untuk melakukannya sebelum malam pergantian tahun. “Kamu datangnya pas. Kalau 31 sudah habis stoknya. Ada lagi setelah tanggal tiga Januari ke sana,” ujar Debby. (ogi/e/feb/run)