Kebanggaan Presiden Jokowi akan Kiai dan Santri
jpnn.com, SURAKARTA - Tiga tahun lalu Presiden Joko Widodo menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri. Presiden yang beken disapa dengan panggilan Jokowi itu mengatakan, penetapan Hari Santri merupakan bentuk penghormatan, penghargaan dan rasa terima kasih negara kepada para kiai, alim ulama, kalangan santri.
"Sejarah telah mencatat peran besar para ulama, para kiai, para santri dalam masa perjuangan kemerdekaan bangaa Indonesia, dalam menjaga NKRI, dalam menjaga Bhinneka Tunggal Ika dan selalu memandu ke jalan kebaikan," katanya saat menghadiri Apel Akbar Santri Nusantara di Benteng Vastenburg, Kota Surakarta, Sabtu malam (20/10).
Mantan wali kota Surakarta itu menambahkan, santri bukan sekadar muslim religius. Menurutnya, santri adalah muslim religius yang mencintai bangsa dan negara.
Jokowi menjelaskan, santri yang berakhlakul karimah sekaligus nasionalis telah dicontohkan pada kiai dan ulama. Menurutnya, para kiai dan santri selalu bisa menempatkan kepentingan bangsa dan negara saat dihadapkan pada pilihan sulit.
"Saya sangat paham pada sikap kebangsaan para kiai dan para santri saat dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit. Para kiai, para santri selalu menempatkan kepentingan bangsa dan negara sebagai yang pertama yang sesuai dengan tradisi kesantrian," sebutnya.
Karena itu, Jokowi merasa bersyukur karena Indonesia memiliki tradisi kesantrian yang kuat. Mantan gubernur DKI itu menegaskan, santri juga mengenal prinsip mencintai tanah air sebagai bagian dari iman.
"Saya tahu santri tidak sulit mencintai agama sekaligus mencintai bangsa dan negara. Bahkan mencintai agama dan bangsa itu dilakukan secara bersama," katanya.
Lebih lanjut Jokowi mengatakan, segala ragam perbedaan yang dimiliki bangsa Indonesia adalah anugerah dari Allah kepada yang harus terus disyukuri. Karena itu Jokowi juga mengingatkan akan pentingnya menjaga persatuan, kerukunan dan persaudaraan.